Terkiniid, Jakarta - Seorang pendakwah sekaligus ulama NU menyatakan bahwa dirinya tidak setuju dengan pernyataan Menteri Agama, Yaqut Cholil Coumas, yang dinilai merendahkan suara adzan.. Tidak diinformasikan identitas pendakwah tersebut, namun video itu diunggah oleh channel youtube NU Garis Lurus.. Menurut sang pendakwah, pernyataan Yaqut tidak boleh mengatasnamakan NU, dan harus hati-hati.

Gus Aam hadir dalam podcast RH Chanel. Jakarta SI Online – Ketua Umum Komite Khittah Nahdlatul Ulama KKNU 1926 KH Solachul Aam Wahib Wahab menjelaskan alasan kenapa munculnya gerakan NU Garis Lurus dan KKNU di tengah-tengah keberadaan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU. “Lahirnya kedua lembaga yaitu NU Garis Lurus dan KKNU karena salah kelola dari pengurus PBNU saat ini,” kata KH Sholachul Aam dikutip Suara Islam Online, Jumat 15/10 melalui tayangan video wawancara di kanal Youtube Refly Harun. Pria yang akrab disapa Gus Aam itu menjelaskan bahwa NU fokus pada politik tingkat tinggi yaitu politik kebangsaan, politik kerakyatan, dan etika politik. “Bahwasanya NU itu harusnya fokus kepada nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai kerakyatan, yang tujuan akhirnya memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Jadi tidak berorientasi kepada kekuasaan,” ujar Gus Aam. Cucu pendiri Nahdlatul Ulama KH Wahab Chasbulloh itu menilai bahwa kepemimpinan PBNU saat ini lebih mengarah ke politik praktis. “Kepemimpinan PBNU sekarang ini mengarah ke politik praktis yang akhirnya tentu sangat pragmatis dan materialistis. Dari situ akhirnya tugas utama melayani umat tidak tertangani,” jelas Gus Aam. Karena itulah, kata dia, muncul gerakan agar NU kembali ke khittah. Upaya mengembalikan khittah salah satunya mengingatkan kembali Qonun Asasi NU. “Qonun Asasi, intinya bagaimana warga Nahdliyin memiliki beberapa konsep atau keyakinan yang diarahkan untuk menegakkan keadilan,” jelas Gus Aam. Kedua, lanjut dia, NU harus melayani umat. “Bukan menguasai umat apalagi menunggangi umat,” tutur Gus Aam. Ketiga, bagaimana membentengi paham Ahlussunnah wal Jamaah. “Khittah itu tujuan utamanya mencari rida Allah,” tandas Gus Aam. red adhila

Dalamtubuh NU, banyak Kiai yang sering bercandaria, ada juga yang sangat serius. Sehingga ahirnya muncul kelompok-kelompok anekdot yang sangat ngemesin, seperti NU Garis Lurus, NU Garis Lucu, NU Garis Diagonal, Liberal. Namun, mereka bukanlah bagian dari organiasi NU, melainkan serpihan-serpihah masyarakat NU yang tetap ingin diakui menjadi NU.
Umat awam pembonceng kepentingan, adalah orang-orang yang memang berasal dari kelompok-kelompok yang membenci NU. Mereka sangat menginginkan kehancuran NU sehingga mereka ingin merusak NU dari dalam NU sendiri dengan memprovokasi warga NU yang tergolong dari 1 & 2 tsb diatas. Mereka senantiasa berupaya membuat air kolam NU menjadi keruh dan untuk memancing di air keruh tsb. Mereka berasal dari kelompok-kelompok yang ingin menguasai NKRI Untuk menguasai SDA, Sosial, Budaya, Politik dan Agama. Tetapi mereka harus menghancurkan penjaganya yaitu NU. Oleh karena itu mereka selalu membonceng utk mencari peluang yang bisa menghancurkan NU baik dari luar maupun dari dalam NU itu sendiri. Jadi, NUGL NU Garis Lurus merupakan gerakan yang berafiliasi dengan FPI karena secara akidah sama, tetapi sepertinya mereka juga tidak sadar kalau mereka juga dimanfaatkan oleh orang-orang dari kelompok Islam Transnasional seperti Ikhwanul Muslimin IM dan Hizbut Tahrir HTI Juga Wahabi / Salafi Wahabi Wahabiyin. Sehingga justru akhirnya mereka lebih cenderung menjadi NU rasa FPI atau NU rasa Wahabi. Sehingga garis perjuangan NUGL sudah keluar jauh dari garis perjuangan NU yang sesungguhnya yang mementingkan kepentingan bangsa dan agama serta kemaslahatan umat manusia Indonesia pada khususnya. Kiprah NUGL selama ini terus berusaha untuk memutus mata rantai antara warga nahdliyin dan ulama/kyai/habaib NU. Komplotan barisan sakit hati itu sangat mendukung upaya fitnah2 busuk kepada pimpinan PBNU yakni KH. Said Aqil Siradj. Mereka selalu berupaya bertentangan dengan pimpinan PBNU KH. Said Aqil Siradj, bahkan menuduh/menuding Kyai Said dengan sebutan “Kyai Liberal”, yang point-nya adalah berusaha agar umat Islam warga nahdliyin tidak lagi menghormati, tidak lagi takdzim, tidak lagi percaya dan meninggalkan NU dibawah kepemimpinan PBNU yang saat ini dipimpin oleh KH. Said Aqil Siradj. Demikian pula yang ketika itu PBNU di pimpin oleh Gusdur pun mengalami hal yang sama, namun sesuai dengan apa yang diramalkan Gusdur ketika masih hidup kepada Kyai Said bahwa NU di bawah kepemimpinan sampeyan kyai said akan mengalami serangan Fitnah yang paling terbesar sepanjang sejarah NU. begitu kata almaghfurlah Gusdur. Upaya untuk menghancurkan NU dari dalam oleh komplotan NUGL tentulah segala macam cara, mulai dari stigmatisai “Syiah & Liberal” pada tokoh-tokoh NU, sampai stigmatisasi bahwa NU dibawah struktural PBNU telah keluar dari khittah. sadis kan …. Jadi pada kesimpulannya bahwa NUGL NU Garis Lurus adalah barisan orang-orang yang berkomplot untuk memutuskan dirinya dari rantai perjuangan NU. Sehingga semua pendapat serta keputusan yang terkait dengan orang/komplotan NUGL tidak ada kaitannya dengan NU. NU hanya ada satu NU, yaitu NU Nahdhatul Ulama dibawah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU, tanpa ada embel-embel garis bengkok, lempeng, lurus, ngaceng, dsb. Kepemimpinan NU PBNU adalah mata rantai yang terus bersambung dan berkesinambungan sejak NU nya Mbah Hasyim KH. Hasyim Asy’ari hingga saat ini KH. Said Aqil Siradj. Yang lainnya sudah pasti bukan NU atau NU-ilegal yang merupakan kelompok pengacau yang ingin menghancurkan NU. Kalau NU pasti Pro Pancasila dan Pro Bhineka Tunggal Ika, Akidah Islamnya Ahlussunah Waljama’ah, Dakwahnya sejuk, Semangatnya Hubbul Wathon Minal Iman. Kalau ada NU yang tidak Pro Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, pasti bukan NU, pasti cuma ngaku2 NU, pasti cuma membonceng NU. Sumber Status Facebook Adiba Tis’atun Najma Sucipto. Post Views 4,451
LuthfiBashori, Imam Besar Situs NU Garis Lurus, Bedah 5 Fakta Hubungan Keduanya Hanya di Sini! 23 April 2016 Intisari Redaksi Redaksi Redaksi DatDut.Com - Tokoh ini masih terbilang muda. Umurnya mendekati 50-an tahun. Namun kiprahnya dalam menyebarkan dakwah Islam dengan segala lika-likunya telah banyak menarik perhatian. Lebih Nahdlatul Ulama NU adalah organisasi islam terbesar di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1926. Kontribusi NU untuk Islam dan Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Bahkan, setiap tokoh yang memimpin organisasi NU dapat dipastikan masuk dalam deretan nama tokoh muslim paling berpengaruh di dunia versi Royal Islamic Strategic Studies Centre RISSC Yordania karena besarnya pengaruh NU untuk peradaban islam. Di antara bidang yang menjadi fokus organisasi NU adalah dalam dunia pendidikan. NU berperan aktif membantu negara mewujudkan masyarakat yang cerdas dan berilmu pengetahuan. Kontribusi nyata NU dalam bidang pendidikan dibuktikan dengan banyaknya pesantren, lembaga sekolah dan perguruan tinggi, baik yang berada dalam naungan organisasi NU secara penuh maupun yang memiliki irisan kedekatan dengan organisasi NU. Di antara perguruan tinggi yang berafiliasi dengan NU sebagiannya adalah berikut ini, daftar perguruan tinggi, universitas, kampus NU Universitas NU GorontaloUniversitas NU Sulawesi TenggaranUniversitas NU Samarinda KaltimUniversitas NU KalselUniversitas NU KalbarUniversitas NU SumutUniversitas NU LampungUniversitas NU SumbarUniversitas NU NTB Universitas NU MalutUniversitas NU JakartaUniversitas NU CirebonUniversitas NU PurwokertoUniversitas NU CilacapUniversitas Maarif NU KebumenUniversitas NU JogjakartaUniversitas NU SurakartaUniversitas NU JeparaUniversitas NU Sunan Giri UNUGIRI BojonegoroUniversitas NU SurabayaUniversitas NU BlitarUniversitas NU SidoarjoUniversitas Islam Nusantara BandungUnira MalangUnisma MalangUIJ JemberUnsuri SurabayaITSNU PasuruanSTAI Salahuddin PasuruanUnwahas SemarangUnsiq WonosoboSTIKES NU TubanAkbid Muslimat KudusSTKIP NU TegalSTKIP NU IndramayuITS NU PekalonganPoliteknik Posmanu PekalonganPoliteknik Maarif BanyumasIAINU KebumenSTAI NU PacitanSTAI NU PurworejoSTAI NU PurwakartaSTAI NU MalangIAI Maarif NU Metro LampungSTISNU AcehSTIESNU BengkuluSTAINU MadiunUmaha SidoarjoSTAI Almuhammad CepuSTAINU BloraUniversitas Islam Makassar STAINU TasikmalayaUNUSIA JakartaUNISDA LamonganSTAINU Al-AzharUiversitas Islam Nahdlatul Ulama UNISNU JeparaUniversitas Islam Kadiri UNISKA UNU Sumatera UtaraIAINU KebumenIAI An-Nawawi PurworejoUNUGHA CilacapSTAIQOD JemberUNHASY Tebuireng JombangSTIKAP PekalonganUNIB Situbondo STAI Darul Falah Bandung BaratUNDARIS UngaranIAI Tribakti KediriUniversitas Yudharta PasuruanSTID Sirnarasa PanjaluUNISLA LamonganSTAI Salahudin Al-AyyubiUNIPDU JombangUNWAHA JombangUNDAR JombangUniversitas Islam Madura PamekasanINAIFAS JemberUIJ JemberIAIDA BanyuwangiSTIT Sunan Giri TrenggalekSTAI Miftahul Ula Nglawak Kertosono NganjukSTAI Badrus Sholeh Purwoasri KediriSTIADA Krempyang NganjukIAI P Diponegoro NganjukSTAI NU TemanggungUnsuri PonorogoSTAI Hasanuddin PareSTAIFA Sumbersari PareInstitut Pesantren KH Abdul Chalim IKHACSTAI Hasan Jufri BaweanSTIT NU Al Hikmah MojokertoSTIS Miftahul Ulum LumajangSTIT Daru Ulum KotabaruSTIDKI NU IndramayuSTKIP Padhaku IndramayuSTAIS Dharma IndramayuSTIT Al-Amin IndramayuSTKIP Al-Amin Indramayu KAMPUS TERBAIK PASURUANKAMPUS FAVORIT PASURUANKAMPUS UNGGUL PASURUANKAMPUS TERKEREN PASURUAN Post navigation Syukronmengatakan, mereka yang mengatasnamakan NU Garis Lurus tidak perlu direspon dan hanya lelucon saja. "Jadi sikap dan dukungan mereka yang mengatasnamakan NU Garis Lurus nggak perlu direspon, cuma segelintir orang saja. Anggap lelucon saja lah," tambahnya. Dia menyebut, segelintir orang yang mengklaim sebagai NU Garis Lurus adalah golongan yang berpaling dari rombongan Nahdlatul Ulama. NU Garis Lurus menanggapi tulisan KH. Imam Jazuli yang berjudul "Menimbang Radikalisme NU Garis Lurus Neo-Khawarij” yang dimuat oleh Tribunnews pada 9 November 2019. Baca Juga DPR dan Pemerintah Sepakati Biaya Haji 2023 Rp 90 Juta Terungkap, Ternyata NII Rancang Aksi Lengserkan Jokowi Sebelum Pemilu 2024 Berhasil Ungkap Kasus Korupsi Besar, Firli Bahuri Layak Jadi Calon Alternatif 2024 Sudah jama' diketahui bahwa ketiga tokoh di atas adalah ulama berfahamkan Ahlussunnah wal Jamaah. KH. Luthfi Bashori adalah putra dari KH Bashori Alwi, seorang Ulama sepuh NU di Jawa Timur. Background pendidikan KH Luthfi Bashori adalah dari Pesantren Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki sorang "Pendekar Aswaja Makkah” yang gencar melawan Neo Khawarij. Beliau juga masih aktif di kepengurusan MWC NU Singosari Malang. Adapun karya tulis beliau adalah "Musuh Besar Umat Islam” dan "Sunni dan Wahabi, Dialog Ilmiah Seputar Amaliah Ahlussunnah wal Jamaah”.Perlu ketahui, representasi dari neo khawarij ialah Wahabi Musuh Besar Umat Islam” karya beliau ini terfokus pada pembahasan sekte Liberalisme yang membahayakan aqidah umat Islam. Buya Yahya awal belajar di Madrasah Diniyah yang diasuh oleh KH. Imron Mahbub. Pada tahun 1988 sampai 1993, Buya Yahya kembali melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Darullughah Waddawah di Bangil. Kala itu pesantren tersebut diasuh oleh Habib Hasan bin Ahmad tahun 1993 sampai 1996, Buya Yahya pernah mengajar di Pondok Pesantren Darullughah Waddawah Bangil. Namun di tahun 1996 Buya Yahya berangkat ke Universitas Al Ahgaff Yaman atas perintah dari Habib Hasan Bin Ahmad Baharun. Beliau menempuh pendidikan di Yaman selama 9 tahun atau tepatnya sampai tahun 2005. Tidak hanya menempuh pendidikan di Universitas Ahgaff, Buya Yahya juga belajar di Rubath Tarim yang diasuh oleh Habib Salim Buya Yahya menempuh pendidikan di Yaman, beliau memang banyak belajar mengenai ilmu fiqih dari para Mufti Hadramaut diantaranya adalah Habib Ali Masyur bin Hafidz, Syekh Fadhol Bafadhol, dan Syekh Muhammad Al Khathib. Selain ilmu fiqih, beliau juga belajar mengenai ilmu hadist dari para ahli hadist diantaranya Sayyid Amad bin Husin Assegaf, Habib Salim Asysyatiri serta DR. Ismail Kadhim Al Aisawi. Selain itu Buya Yahya juga mengambil ilmu ushul fiqih dari ulama-ulama ahli. Selain belajar, Buya Yahya juga pernah mengajar di Fakultas Tarbiyah dan Dirosah Ilamiah di Universitas Ahgaff Yaman selama 3 tahun. Idrus Ramli sendiri mendalami ilmu Agama di Pesantren salaf Sidogiri selama 18 tahun. Menerima ijazah sanad dari Syaikh Yasin al-Fadani, Makkah al-Mukarramah. Pengabdiannya di NU adalah lewat LBM Lembaga bahtshul masail dan RMI Rabithah Maahid Islamiyah PCNU Jember bahkan pernah pula menjabat di LTN Lajnah Talif wan Nasyr di NU Jawa Timur. Karya beliau di antara Madzhab al-Asy'ari Benarkah Ahlussunnah wal Jamaah, Jawaban Terhadap Salafi, Pintar Berdebat Dengan Wahabi, melihat dari riwayat hidup para tokoh tersebut, baik dari trah keturunan, institusi pendidikan, medan dakwah serta percikan pemikiran yang tertuang dalam karya mereka. Tidak satupun mencerminkan tokoh-tokoh yang dituduh Imam Jazuli ini sebagai para penggerak Neo Khawarij. Jika hanya lantaran para tokoh itu memilih medan dakwah nahi mungkar dalam bidang aqidah, kemudian dituduh sebagai orang yang berfahamkan Khawarij, lalu bagaimana dengan ulama-ulama dahulu yang berdakwah dalam bidang aqidah semisal Imam al-Ghazali, Syaikh Abdul Qahir al-Baghdadi bahkan sampai Syaikh Hasyim Asy' menanggapi tuduhan KH. Imam Jazuli yang mengatakan bahwa ketiga tokoh adalah pemimpin NU Garis Lurus, terpapar Neo Muktazilah, melakukan pentahrifan kitab Syaikh Hasyim Asy'ari, melakukan penyelewengan dan penyempitan ajaran komperhensif-holistik dari Syaikh Hasyim Asy'ari dan masih banyak lainnya. NU Garus Lurus kemudian mengambil beberapa tulisan KH. Imam Jazuli yang cenderung menfitnah dan yang perlu tentang tulisan KH Imam Jazuli, bahwasannya ketiga tokoh tersebut petinggi NU Garis Lurus, dalam tulisannya menulis"Dengan gaya radikal, NU Garis Lurus menjelma gerakan neo-khawarij, yang menuduh sesat siapa saja yang menyimpang dari tafsir keagamaan versi dirinya, termasuk Gus Dur, M. Quraish Shihab, dan Kiai Said Aqil Siradj. Tokoh-tokoh NU Moderat ini tidak lepas dari cercaan mereka. Mencerca tokoh NU moderat sama persis dengan saat mencerca kelompok Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla, dkk..”Menurut KH Luthfi Bashori, selaku ketua NU Garis Lurus ketika dikonfirmasi menjelaskan bahwa julukan NU Garis Lurus adalah murni bahasa wartawan majalah Alkisah. Jadi NU Garis Lurus itu bukanlah sebuah organisasi, tetapi sebuah sikap keagamaan yang melekat pada ketiga tokoh. "Siapapun orangnya, selama ia berbasis Ormas NU dan masih berpikiran lurus sesuai pemikiran Syaikh Hasyim Asyari, bukan seperti oknum-oknum petinggi NU struktural yang terserang pemikiran Liberal dan ada yang Syiah, maka orang tersebut, baik dari NU Struktural, maupun kultural, mereka tergolong NU Garis Lurus,” terang KH Luthfi Bashori dalam keterangan resminya pada Kantor Berita , Kamis 14/11.Menurut KH Luthfi Bashori, sikap ini mengikuti para pendahulu NU, seperti saat KH. As'ad Syamsul Arifin yang pernah menolak kepemimpinan Gus Dur, karena perilaku Gus Dur yang beliau nilai telah keluar dari aturan Tempo edisi 2 Desember 1989, saat itu KH. As'ad mengatakan, "Saya memilih mufaraqah memisahkan diri, tetap di satu masjid tapi tidak mau jadi makmum. Ya, bagaimana, wong ketika salat imamnya kentut atau kelihatan ‘anu’-nya. Masak saya mau makmum juga”.Sebagai budayawan, Gus Dur saat itu menganggap aktif di bidang kesenian adalah bagian dari dakwah. Karena itu, dia tak menolak saat diminta memimpin Dewan Kesenian Jakarta, menjadi juri film, membuka Malam Puisi Yesus Kristus, dan cenderung membela Syiah. Perilaku yang tidak menunjukkan sifat tashawwuf dan zuhud dari Gus Dur ini ditanggapi keras oleh Kiai As'ad."Ketua NU kok jadi pimpinan ketoprak," begitu Kiai As'ad menumpahkan kekesalannya seperti tertuang dalam buku Kharisma Kiai As'ad di Mata Umat karya Syamsul A. Hasan. Kedua, tuduhan Neo Khawarij kepada tokoh-tokoh di atas yang dinisbatkan kepada kelompok Khawarij dengan istilah Neo Khawarij. Menanggapi hal ini, KH Luthfi Bashori menyebut bahwa Neo Khawarij sendiri diambil dari kata Neo” dan Khawarij”. Neo berasal dari kata /néo-/ yang memiliki arti baru” atau yang diperbarui”. Sedangkan Khawarij” merujuk pada sebuah faham sempalan dalam Islam. Jadi Neo Khawarij berarti menggambarkan munculnya Khawarij baru dari tokoh-tokoh di atas, namun sayangnya penulis tidak memberikan contoh yang jelas tentang tuduhan khawarij menurut Syaikh Abul Mansur Abdul Qahir al-Baghdadi dalam kitab al-Farqu Baynal Firaq” ialah satu faham sempalan dalam Islam yang berkeyakinan bahwa iman tidaklah cukup hanya dilafalkan dengan kalimat Syahadah, iman harus diikuti amal shaleh. Konsep ini berkembang pada titik pengkafiran pada orang yang melakukan dosa besar. Contoh, orang yang meninggalkan kewajiban haji masuk kategori kafir. Sebab hal ini menyalahi al-Quran Ali imron QS 97. Intinya, faham Khawarij ini faham takfiri. Benarkah KH. Luthfi Bashori, Buya Yahya dan KH Idrus Ramli berfahamkan Khawarij. Ini tuduhan gegabah yang dilakukan seorang yang mengaku akademisi. Berikut kutipan selengkapnya KH Luthfi Bashori Bagaimana Anda menanggapi tuduhan KH. Imam Jazuli bahwa NU Garis Lurus dianggap terlalu menggeneralisir semua Syiah wajib dimusuhi?Imam Jazuli melakukan tuduhan kepada kami di atas mentahrif kitab "Risalah Ahlussunnah wal Jamaah” dengan menggeneralisir semua Syiah wajib dimusuhi. Dia menyebut Syaikh syaikh Asyari tidak memusuhi Syiah secara umum, namun hanya kepada Syiah Rafidhah. Dalam tulisannya Imam Jazuli menulis"Dalam rangka menyerang NU Moderat, NU Garis Lurus mengangkat isu-isu lama, seperti permusuhan terhadap Syiah dan Ahmadiyah. Ironisnya, NU Garis Lurus terperdaya oleh kaum Wahhabi yang mentahrif atau mengubah teks kitab ar-Risalah karya Hadratus Syeikh Hasyim Asyari. Mbah Hasyim tidak memusuhi kelompok Syiah secara umum, tetapi khusus Syiah Rafidhah, yakni mereka yang memusuhi para sahabat Indonesia, kelompok Syiah Rafidhah itu tidak ada. Tetapi, karena terjebak oleh versi Wahhabi, NU Garis Lurus menyamakan seluruh Syiah tanpa mampu membedakannya dengan Rafidhah. Dari sinilah potensi destruktif aliran NU Garis Lurus terlihat nyata. Sehingga ia tak ubahnya dengan golongan radikalis Islam lainnya”.Yang perlu dipersoalkan dalam paragraf di atas ialah pertama, alih-alih mengkritik NU Garis Lurus yang dinisbatkan kepada kami, Imam Jazuli terjebak pada istilah NU Moderat. NU disandingkan dengan Moderat. Sedangkan moderat sendiri adalah lahir dari Barat Sekuler Liberal yang anti terhadap agama. Menurut Dr Hamid Fahmi Zarkasyi pakar bidang pemikiran, konsep moderat berbeda dengan konsep washathiyah atau tawasshut dalam istilah NU. Washathiyah identik dengan keadilan, menunjukkan kemuliaan, kebaikan, keseimbangan dunia-akhirat, tidak berlebihan tidak juga meremehkan ibadah atau perintah agama. Sehingga wasathiyah merupakan sifat dari Islam moderat menurut Barat, adalah dengan ciri-ciri Muslim yang tidak anti semith tidak anti Yahudi, kritis terhadap Islam dan menganggap Nabi Muhammad tidak mulia dan tidak perlu diikuti, pro kesetaraan gender, menentang jihad, menentang kekuasaan Islam, pro pemerintahan sekuler, pro Israel, pro kesamaan agama-agama, tidak merespons terhadap kritik-kritik kepada Islam dan Nabi Muhammad, anti pakaian Muslim, tidak suka jilbab, anti syariah dan anti terorisme. Inilah arti moderat menurut Barat. Dengan menggunakan istilah yang diadopsi dari konsep milik Barat Liberal, maka bisa dikatakan bahwa jika Imam Jazuli yang lulusan al-Azhar ini dengan atau tanpa sengaja dia sudah berpikiran liberal. Fenomena demikian tidak aneh, sebab sudah banyak sekali orang-orang bahkan tokoh yang terjebak pada pemikiran liberal baik sengaja maupun tidak. Tentunya banyak faktor yang menyebabkan seseorang itu menjadi liberal tanpa Imam Jazuli menilai NU Garis Lurus melenceng dari pemikiran Syaikh Hasyim Asy'ari?Imam Jazuli tidak faham pemikiran Syaikh Hasyim Asy'ari, dengan mengatakan bahwa para tokoh yang dituduh NU Garis Lurus ini telah melakukan tahrif kepada kitab Risalah Ahlusunnah wal Jamaah kitab Syaikh Hasyim Asy'ari, yang katanya Syaikh Hasyim Asy'ari tidak memusuhi Syiah pada umumnya. Perlu diketahui, dalam kitab al-Farqu bainal Firaq, Syiah secara Global dibagi menjadi tiga yaitu Syiah Zaidiyah, Syiah Rafidha dan Syiah Ghulluw. Ketiga kelompok Syiah ini berpecah menjadi beberapa kelompok lagi yang mana ada di antara mereka saling mengkafirkan. Adapun dari ketiga kelompok besar itu, hanya kelompok Zaidiyah yang memiliki kesamaan dengan Ahlussunnah wal jamaah. Namun meski kelompok zaidiyah adalah kelompok paling dekat dengan Ahlussunnah wal jamaah, ternyata Syaikh Hasyim Asy'ari dalam muqaddimah Qanun Assasi lil Jamiyyah Nahdhlatul Ulama mengatakan Syiah Zaidiyah termasuk kelompok Ahlul Bid'ah. Sebagaimana penulis kutip dari tulisan Kholili Hasib M. Ud seorang pakar bidang aliran sesat dan anggota MUI Jawa Timur, dalam bukunya "Sunni dan Syiah Mustahil Bersatu, dan sub bab Kyai Hasyim Asy'ari tentang Syiah”.Dalam sejumlah kitab yang ditulis oleh beliau Syaikh Hasyim Asyari, kekeliruan aqidah Syi'ah dibahas dengan panjang lebar dan dengan rujukan ulama salaf. Jelasnya, sebelum beliau mengambil sebuah kesimpulan, beliau sering mengutip pendapat ulama terdahulu dan hadits Nabi Muhammad saw. Beberapa karya beliau yang layak untuk disebutkan, misalnya adalah, Muqaddimah qanun Asasi lil jamiyah nahdhlatul Ulama, Risalah Ahlussunnah wal jamaah, al-Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyid al-Mursalin, dan al-Tibyan fi Nahyi an Muqatha'ah al-Arham wa al-Aqrab madzhab lain seperti Syiah Imamiyah dan Syiah Zaidiyah adalah Ahli Bid'ah. Dan sehubungan itu, apapun pendapat yang berasal dari mereka tidak boleh Syiah Zaidiyah yang dekat dan memiliki kesamaan dengan Ahlussunnah wal jamaah dinyatakan Ahli Bid'ah dan dilarang masyarakat Nahdhiyin untuk mengambil pendapat dari mereka. Bagaimana dengan kelompok Syiah lainnya yang tentunya lebih ekstrim dan radikal?Dalam hal ini tidak dibutuhkan logika level tinggi untuk mencernanya. Jadi adanya perubahan kitab Risalah Ahlussunnah wal Jamah yang dilakukan tokoh ketiga tokoh di atas ini, hanyalah tuduhan keji semata yang tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Hal ini bisa masuk dalam ranah pelanggaran hukum, karena telah menuduh tanpa bukti paragraf akhir Imam Jazuli menulis "Jangan sampai menuruti hawa nafsu kekuasaan lalu tega hati melakukan penyelewengan dan penyempitan atas ajaran komprehensif-holistik dari Hadratus Syeikh Hasyim mereka yang menjadi pengurus NU struktural banyak yang melakukan penyelewengan. Contohnya, terjadi kerjasama antara NU struktural dengan Syiah Iran. Bahkan jauh sebelum itu, Gus Dur dengan tak sungkan-sungkan mengatakan bahwa NU adalah Syiah Minus Imamah. Menurut Sumber Majalah Berita Mingguan GATRA Edisi 25 November 1995 bahwa Kyai Bashori Alwi mengatakan pernah mendengar pidato Gus Dur di Bangil, Jawa Timur, menyebut Ayatullah Khomeini sebagai waliyullah atau wali terbesar abad ini. Padahal, menurut pendapat Ahlusunah wal Jamaah, jelas bahwa Syiah itu menyimpang dari Kyai Bashori Alwi bertanya, "Bagaimana sih sebenarnya akidah sampeyan tentang Syiah ini?” . Menurut Effendy Choiri, yang dikenal sebagai pendukung Gus Dur, jawaban Gus Dur sebagai berikut "Dari segi akidah, memang beda antara Syiah dan Sunni. Saya melihat Khomeini itu waliyullah bukan dalam konteks akidah, melainkan dalam konteks sosial. Khomeini adalah satu-satunya tokoh Islam yang berhasil menegakkan keadilan, memberantas kezaliman, dan lain-lain. Jadi soal akidah kita tetap beda dengan Syiah."Padahal jelas dan tegas sebagaimana kita bahas di atas, bagaimana Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari dalam berbagai kitabnya mengatakan bahwa aliran Syiah adalah sesat, hatta itu Syiah Zaidiyah, serta melarang masyarakat NU untuk menjalin hubungan baik siapa yang sebenarnya melakukan penyelewengan terhadap pemikiran Syaikh Hasyim Asy'ari? Wallahu a'lam bis shawwab.[aji] Baca Juga Said Abdullah Bantah DPR Percepat Pengesahan RUU KUP Nusron Wahid Minta Masyarakat Tidak Suudzon Terkait Kebakaran Kilang Minyak Pertamina di Cilacap Pemilihan Calon Anggota BPK Relatif Monopolistik DPR Beredar narasi yang menyebutkan Nahdlatul Ulama ( NU) telah berganti logo. Logo terbaru NU ditambahkan simbol salib. Narasi tersebut diunggah oleh akun Facebook bernama Tanue Brewok pada Senin (7/9/2020). Pada bagian bawah logo NU diberi keterangan ' NU Protestan Rahmatan Lil Alamin'. " Alhamdulillah saya masih di NU garis lurus
ilusrasi pinterest Ulama adalah pewaris para Nabi. Dari para ulama, kita belajar agama. Terlebih para ulama besar yang menjadi teladan mengamalkan Islam, ilmunya dalam, karyanya tersebar luas dan murid-muridnya sangat banyak. إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah Berikut ini 60 ulama besar dari masa tabi’in hingga tahun 1000 hijriyah. Syaikh Ahmad Farid memilih mereka dan memasukkan dalam bukunya Min A’lam As Salaf. “Saya berusaha dengan sungguh-sungguh memilih para tokoh dalam buku biografi ini adalah ulama yang konsen dalam bidang fiqih, para pemimpin madzhab, imam hadits, imam jarh wa ta’dil serta para pemimpin kezuhudan dan ibadah yang sangat layak ditiru. Yakni orang-orang yang telah mempraktikkan sunnah dengan sebenar-benarnya,” tulis Syaikh Ahmad Farid dalam mukaddimahnya. Siapa saja 60 ulama besar tersebut? Berikut ini nama-nama serta tahun lahir dan wafat, urut berdasarkan tahun wafatnya. Untuk biografi lengkap yang telah tersedia, bisa diklik link nama ulama tersebut. 1. Masruq bin Al Ajda’ Nama lengkap Maruq bin Al Ajda’ Al Hamadani Al Wadi’i Abu Aisyah Al Kufi Lahir 1 HijriyahWafat 63 Hijriyah 2. Said bin Musayyab Nama lengkap Said bin Musayyab bin Hazn bin Abi Wahb Ibnu Amir bin A’id bin Imran bin Makhzum Al Qurasy Al Makhzumi Al Madani Lahir 19 HWafat 94 H 3. Urwah bin Az Zubair Nama lengkap Urwah bin Az Zubair bin Al Awwam bin Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai Al Qurasy Al Asadi Al Madani Lahir 29 HWafat 94 H 4. Said bin Jubair Nama lengkap Said bin Jubair bin Hisyam Al Asadi Al Walibi Lahir 46 HWafat Sya’ban 95 H 5. Umar bin Abdul Aziz Nama lengkap Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin Al Hakam bin Abi Al Ash bin Umayyah bin Abdimanaf bin Qushay Al Qurasy Lahir 61 HWafat 5 Rajab 101 H 6. Amir bin Syarahil Nama lengkap Amr bin Syarahil bin Abdu Asy Sya;bi Au Amr Al Kufi Lahir 21 HWafat 110 H 7. Thawus bin Kaisan Nama lengkap Thawus bin Kaisan Al Yamani Al Humairi LahirWafat 9 Dzulhijjah 106 H 8. Hasan Al Bashri Nama lengkap Al Hasan bin Abi Al Hasan Yasar Al Bashri Lahir 22Wafat Rajab 110 H 9. Muhammad bin Sirin Nama lengkap Muhammad bin Sirin Al Anshari Abu Bakar bin Abi Umrah Al Bashri LahirWafat Syawal 110 H 10. Imam Az Zuhri Nama lengkap Muhammad bin Muslim bin Abdillah bin Syihab bin Abdillah Al Harits bin Zuhrah bin Kilab Al Qurasy Az Zuhri Al Madani Lahir 50 HWafat 11. Ayyub As Sakhtiani Nama lengkap Ayyub bin Abi Tamimah Kaisan As Sakhtiani Abu Bakar Al Bashri Lahir 68 HWafat 131 H 12. Sulaiman bin Mihran Al A’masy Nama lengkap Sulaiman bin Mihran Al Asadi Al Khalili Abu Muhammad Al Kufi Al A’masy Lahir 61 HWafat Rabiul Awwal 148 H 13. Imam Abu Hanifah Nama lengkap Nu’man bin Tsabit bin Zuta bin Mahan At Taimi Al Kufi Lahir 80 HWafat Sya’ban 150 H 14. Abdurrahman bin Amr Al Auza’i Nama lengkap Abdurrahman bin Amr bin Muhammad Asy Syami Al Auza’i Lahir 88 HWafat Shafar 157 H 15. Syu’bah bin Al Hajjaj Nama lengkap Syu’bah bin Al Hajjaj bin Al Ward Al Ataki Al Azdi Abu Bistham Al Wasathi Lahir 82 HWafat Muharram 160 H 16. Sufyan Ats Tsauri Nama lengkap Sufyan bin Said bin Masruq Ats Tsauri bin Rafi’ bin Abdillah bin Muhabah bin Abi Abdillah Al Kufi Lahir 77 HWafat Sya’ban 161 H 17. Hammad bin Salamah Nama lengkap Hammad bin Salamah bin Dinar Al Bashri Lahir 91 HWafat Dzulhijjah 167 H 18. Al Laits bin Sa’ad Nama lengkap Laits bin Sa’ad bin Abdirrahman Al Fahmayyu Abu Harits Al Mashri Lahir 74 HWafat Sya’ban 175 H 19. Hammad bin Zaid Nama lengkap Hammad bin Zaid bin Darham Al Azdi Al Jahdhami Al Bashri Lahir 98 HWafat Ramadhan 179 H 20. Imam Malik Nama lengkap Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amr bin Amr bin Al Harits bin Ghainam bin Al Khutsail bin Amr bin Harits Al Madani Lahir 93 HWafat Rabiul Awwal 179 H 21. Abdullah bin Mubarak Nama lengkap Abdullah bin Al Mubarak bin Wadhih Al Hanzhali At Tamimi Lahir 118 HWafat Ramadhan 181 H 22. Fudhail bin Iyadh Nama lengkap Abu Ali Al Fudhail bin Iyadh bin Mas’ud bin Bisyr At Tamimi Al Yarbu’i Lahir 106 HWafat Muharram 187 H 23. Waqi’ bin Al Jarrah Nama lengkap Abu Sufyan Waqi’ bin Al Jarrah bin Malih Ar Ruasi Al Kufi Lahir 129 HWafat Muharram 197 H 24. Sufyan bin Uyainah Nama lengkap Abu Muhammad Sufyan bin Uyainah bin Abi Imran Maimun Al Hilali Al Kufi Lahir 107 HWafat Rajab 198 H 25. Abdurrahman bin Mahdi Nama lengkap Abu Said Al Bashari Al Lu’lu’i Abdurrahman bin Mahdi bin Hisan bin Abdirrahman Al Anbari Lahir 135 HWafat Rajab 198 H 26. Yahya bin Said Al Qaththan Nama lengkap Abu Said Al Bashari Yahya bin Said bin Farraukh Al Qaththan At Tamimi Al Ahwal Al Hafizh Lahir 120 HWafat Shafar 198 H 27. Imam Syafi’i Nama lengkap Muhammad bin Idris bin Al Abbas bin Utsman bin Syafi’i bin As Saib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim Lahir 150 HWafat Sya’ban 204 H 28. Yazid bin Harun Al Wasithi Nama lengkap Abu Khalid Yazid bin Harun bin Zadzi bin Tsabit As Sulami Al Wasithi Lahir 118 HWafat Rabiul Akhir 206 H 29. Abu Ubaid Al Qasim bin Sallam Nama lengkap Abu Ubaid Al Qasim bin Sallam bin Abdullah bin Al Adib Al Faqih Al Muhaddits Lahir 157 HWafat 224 H 30. Yahya bin Ma’in Nama lengkap Yahya bin Ma’in bin Aun bin Ziyad bin Bastham bin Abdirrahman Lahir 158 HWafat Dzulqa’dah 233 H 31. Ali bin Al Madini Nama lengkap Ali bin Abdillah bin Ja’far bin Nujaih bin Bakar bin Sa’ad As Sa’adi Lahir 161 HWafat Dzulqa’dah 234 H 32. Ishaq bin Rahawaih Nama lengkap Ishaq bin Ibrahim bin Makhlad bin Ibrahim bin Abdillah bin Mathar bin Ubaidillah bin Ghalib bin Warits At Tamimi Al Hanzhali Lahir 161 HWafat Nisfu Sya’ban 238 H 33. Imam Ahmad bin Hambal Nama lengkap Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad bin Idris bin Abdillah bin Hayyan bin Abdillah bin Anas bin Auf Lahir Rabiul Awwal 164 HWafat 12 Rabiul Awwal 241 H 34. Imam Bukhari Nama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Lahir 13 Syawal 194 HWafat 1 Syawal 256 H 35. Imam Muslim Nama lengkap Muslim bin Hajjaj bin Muslim bin Wardi bin Kawisyadz Al Qusyairi An Naisaburi Lahir 204 HWafat 4 Rajab 261 H 36. Imam Abu Dawud Nama lengkap Abu Dawud Sulaiman bin Al Asy’ats bin Syidad bin Amr bin Amir As Sijistani Lahir 202 HWafat 16 Syawal 275 H 37. Abu Hatim Ar Razi Nama lengkap Muhammad bin Idris bin Al Mundzir bin Dawud bin Mahran Al Hanzhali Al Hafizh Lahir 195 HWafat Sya’ban 277 H 38. Imam Tirmidzi Nama lengkap Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Adh Dhahak As Sulami At Tirmidzi Lahir 210 HWafat 13 Rajab 279 H 39. Ibrahim bin Ishaq Nama lengkap Abu Ishaq Ibrahim bin Ishaq bin Ibrahim bin Busyair bin Abdillah bin Daisam Lahir 198 HWafat Dzulhijjah 285 H 40. Imam An Nasa’i Nama lengkap Abu Abdirrahman Ahmad bin Syuaib bin Ali bin Sinan bin Bahr Al Khurasani An Nasa’i Lahir 215 HWafat 13 Shafar 302 H 41. Muhammad bin Nashr Al Marwazi Nama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Nashr bin Al Hajjaj Al Marwazi Al Imam Al Hafizh Syaikhul Islam Lahir 202 HWafat Muharram 294 H 42. Imam Ath Thabari Nama lengkap Abu Ja’far Muhammad bin jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib Ath Thabari Lahir 224 HWafat Syawal 310 H 43. Ibnu Khuzaimah Nama lengkap Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah bin Shalih bin Bakar As Silmi An Naisaburi Asy Syafi’i Lahir 223 HWafat 311 H 44. Imam Ath Thabrani Nama lengkap Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub bin Mathir Al Lakhami Asy Syami Ath Tabarani Lahir Shafar 260 HWafat 29 Dzulqa’dah 360 H Nama lengkap Abu Al Hasan Ali bin Ahmad bin Mas’ud bin An Nu’aim bin Dinar bin Abdillah Al Baghdadi Lahir 306 HWafat 23 Dzulqa’dah 385 H 46. Ibnu Mandah Nama lengkap Muhammad bin Abi Ya’qub Ishaq bin Muhammad bin Yahya bin Mandah Lahir 310 HWafat Dzulqa’dah 395 H 47. Imam Al Hakim Nama lengkap Abu Abdillah Al Hakim Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Hamdawaih bin Na’im bin Al Hakam An Naisaburi Lahir 3 Rabiul Awwal 321 HWafat Shafar 405 H 48. Abu Muhammad bin Hazm Nama lengkap Ali bin Ahmad bin Said bin Hazm bin Ghalib bin Shalih bin Khalaf bin Sa’dan bin Sufyan bin Yazid Lahir Ramadhan 384 HWafat 28 Sya’ban 456 H 49. Abu Bakar Al Baihaqi Nama lengkap Ahmad bin Al Husain bin Ali bin Musa Al Khazraujirdi Al Khurasani Al Baihaqi Lahir Sya’ban 384 HWafat 10 Jumadil Ula 458 H 50. Ibnu Abdil Barr Nama lengkap Yusuf bin Abdillah bin Muhammad bin Abdil Barr Al Ashim An Namri Al Andalusi Al Qurthubi Al Maliki Lahir Rabiul Akhir 368 HWafat Rabiul Akhir 463 H 51. Al Khatib Al Baghdadi Nama lengkap Ahmad bin Ali bin Tsabit bin Ahmad bin Muhdi Al Khatib Al Baghdadi Lahir 25 Jumadil Akhir 392 HWafat 7 Dzulhijjah 463 H 52. Abu Al Qasim bin Asakir Nama lengkap Ali bin Al Hasan bin Hitabillah bin Abdillah bin Al Husain Abu Qasim Ad Dimasqy Asy Syafi’i Lahir Muharram 499 HWafat 11 Rajab 571 H 53. Abu Faraj bin Al Jauzi Nama lengkap Abdurrahman bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Ubaid bin Abdillah bin Hamadi Al Baghdadi Lahir 509 HWafat 13 Ramadhan 597 H 54. Al Hafizh Abdul Ghani Al Maqdisi Nama lengkap Taqiyuddin Abu Muhammad Abdul Ghani bin Abdil Wahid bin Ali bin Sarur bin Rafi’ Al Maqdisi Lahir Rabiul Awal 541 HWafat 23 Rabiul Awal 606 H 55. Al Izzu bin Abdissalam Nama lengkap Abdul Aziz bin Abdissalam bin Abi Al Qasim bin Hasan bin Muhammad bin Muhadzdzab Lahir 577 HWafat Jumadil Ula 660 H 56. Imam An Nawawi Nama lengkap Abu Zakaria Yahya bin Syaraf bin Muri bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jum’ah Ad Dimasyqi Lahir Muharram 631Wafat 24 Rajab 676 57. Ibnu Taimiyah Nama lengkap Ahmad bin Abdil Halim bin Abdissalam bin Abdillah bin Al Khadr bin Muhammad bin Al Khadr bin Ali bin Abdillah bin Taimiyah Lahir 10 Rabiul Awal 661 HWafat 20 Dzulqa’dah 728 H 58. Al Hafizh Adz Dzahabi Nama lengkap Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qayimaz bin Asy Syaikh Abdullah Ad Dimasyqi Adz Dzahabi Lahir Rabiul Akhir 673 HWafat 13 Dzulqa’dah 748 H 59. Ibnu Qayyim Al Jauziyah Nama lengkap Muhammad bin Abi Bakar bin Ayyub bin Sa’ad bin Hariz bin Makki Az Zuri Ad Dimasqi Lahir Shafar 691 HWafat 13 Rajab 751 H 60. Ibnu Hajar Al Asqalani Nama lengkap Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar Al Asqalani Lahir 22 Sya’ban 773 HWafat 28 Dzulhijjah 852 H Demikian 60 ulama besar dari masa tabi’in hingga tahun 1000 hijriyah. Untuk biografi yang telah tersedia dan tentunya dari beberapa referensi, bisa diklik link pada nama ulama tersebut. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]
Tentuyang diharapkan dari nugarislurus agar menyampaikan berita yang lurus dan mengkritik dengan kritikan yang benar. Adapun menuduh tanpa bukti maka "kelurusannya" sepertinya harus diluruskan lagi. Semoga Allah meluruskan kita semua. Tuduhan bahwa saya mengkafirkan Syaikh Abdul Qodir al-Jaelany tentu merupakan kedustaan besar.
Oleh M. Alim Khoiri -Menjelang muktamar ke-33 NU yang rencananya akan dilaksanakan di kota Jombang, 1-5 Agustur 2015, sudah banyak pekerjaan rumah yang menanti. Dengan jargon “NKRI harga mati”, NU tak hanya dituntut untuk mampu mengawal keutuhan dan kesatuan negeri tercinta, tetapi juga harus mampu mengatasi persoalan-persoalan kecil rumah tangga’ yang jika terus menerus diabaikan justeru akan merusak kesatuan dan keutuhan internal NU. Kerikil’ terbaru NU saat ini adalah munculnya fenomena “NU Garis Lurus”. Ini mengesankan bahwa ternyata ada juga NU yang tidak lurus. Mirisnya, kelompok yang mengatasnamakan “NU Garis Lurus” ini tak segan-segan mencaci kelompok NU lain yang tak sependapat dengan mereka. Tokoh-tokoh besar NU macam Gus Dur, Profesor Quraish Shihab dan Kang Said pun tak lepas dari serangan mereka. Di dunia maya, “NU Garis Lurus” ini populer melalui media sosial facebook dan jejaring sosial twitter dengan nama akun “NU GARIS LURUS”. Mereka juga terkenal lewat situs yang diasuh oleh ust. Luthfi Bashori. Tak hanya mendaku sebagai pejuang Islam atau NU Garis Lurus, kelompok ini juga mengklaim sebagai etafet pemikiran dakwah Sunan Giri. Gerakan ini, boleh jadi merupakan semacam bentuk tandingan atau perlawanan terhadap faham-faham pemikiran yang mereka anggap sesat macam pluralisme, sekularisme, liberalisme atau faham “Syi’ahisme”. Menurut mereka, faham-faham tersebut tak boleh ada dalam NU, tokoh-tokoh NU yang dianggap memiliki prinsip-prinsip terlarang’ itu tak layak dan tak boleh ada dalam NU. Paradigma “NU Garis Lurus” yang berusaha untuk meluruskan’ NU dari faham-faham yang mereka anggap bengkok ini, sebetulnya sah-sah saja. Hanya, masalahnya ada pada cara berdakwah. Jika kelompok “NU Garis Lurus” ini mengaku sebagai pewaris perjuangan dakwah Sunan Giri, maka mestinya mereka berkaca pada beliau dalam beberapa hal; Pertama, sejarah mencatat bahwa, dakwah Sunan Giri banyak melalui berbagai metode, mulai dari pendidikan, budaya sampai pada politik. Dalam bidang pendidikan misalnya, beliau tak segan mendatangi masyarakat secara langsung dan menyampaikan ajaran Islam. Setelah kondisi dianggap memungkinkan beliau mengumpulkannya melalui acara-acara seperti selametan atau yang lainnya, baru kemudian ajaran Islam disisipkan dengan bacaan-bacaan tahlil maupun dzikir. Dengan begitu, masyarakat melunak hingga pada akhirnya mereka memeluk Islam. Kanjeng Sunan Giri tidak mengenal metode dakwah dengan cara mencela atau bahkan menghina. Kedua, dalam bidang budaya kanjeng Sunan Giri juga memanfaatkan seni pertunjukan yang menarik minat masyarakat. Beliau juga dikenal sebagai pencipta tembang Asmaradhana, Pucung, Cublak-cublak suweng dan Padhang bulan. Lalu tentu saja beliau masukkan nilai-nilai keislaman di dalamnya. Itu semua dilakukan kanjeng Sunan demi tersebarnya ajaran Islam yang damai. Kanjeng Sunan -sekali lagi- tidak mengajarkan metode berdakwah dengan saling mencemooh atau menghujat mereka yang tak sependapat. Ketiga, di bidang politik, kanjeng Sunan Giri dikenal sebagai seorang raja. Dalam menjalankan kekuasaannya, beliau tak pernah berlaku otoriter dan semaunya sendiri. Beliau selalu menggunakan cara-cara persuasif untuk menarik minat masyarakat terhadap ajaran Islam. Beliau tidak mencontohkan strategi dakwah dengan cara mencaci maki mereka yang tidak sefaham. Wa ba’du, Terlepas dari apakah “NU Garis Lurus” ini memang betul-betul berasal dari kalangan nahdliyyin ataukah sekedar ulah oknum yang tak bertanggung jawab, yang jelas supaya betul-betul lurus, “NU Garis Lurus” mesti mengubah gaya dakwahnya yang cenderung ekstrim itu. “NU Garis Lurus” juga harus bisa memahami bahwa di dalam tubuh NU selalu penuh dinamika. Perbedaan pendapat menjadi sesuatu yang biasa dan berbeda jalan pemikiran adalah hal yang niscaya. Jika “NU Garis Lurus” terus bersikukuh dengan strategi kerasnya, maka yang terjadi adalah sebaliknya. Alih-alih mendaku sebagai kelompok “NU Garis Lurus”, yang ada mereka justeru menjadi “NU Garis Keras”. Wallahu a’lam. M. Alim Khoiri, warga NU tinggal di Kediri
diMei 06, 2018 Berita, Dakwah, Hoax, Literasi, Daftar media Islam radikal (Salafi-Wahabi) versi siber NU yang dikembangkan Tim Cyber NU dan LTNNU PBNU ini harus dipahami semu akalangan. Tim Cyber NU dan LTNNU PBNU beberapa waktu lalu memang merilis website-website Islam radikal yang perlu diwaspadai.

Filling the gap in the literature on opposition from within Nahdlatul Ulama NU, this chapter conducts a preliminary analysis of the internet use by the proponents of NU Garis Lurus movement to challenge the ideological dominance of moderate outlook of Islam and current leadership of NU. Drawing on framing theory as a theoretical framework, it describes how the proponents of NU Garis Lurus mobilize their website to construct and promote their ideology of authentic NU’ online in their struggle against the current NU chairman and allies in the NU executive board. This chapter argues that the internet has provided the proponents of NU Garis Lurus with a new, important resource to expose itself to Indonesian public in its attempt to promote its ideology of the authentic NU’ and challenge the NU ideology of moderate Islam and the current NU leadership. This new media use has implication that should not be ignored in that it enhances the potential threat posed by the NU Garis Lurus on the moderate outlook of NU and Islam Indonesia in general as well as on the leadership of current NU chairman. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free... Misalnya, gerakan keagamaan Nahdlatul Ulama Setia & Iqbal, 2021 dan Muhammadiyah yang juga turut memanfaatkan internet sebagai media dalam memperluas pengaruhnya. NU sebagai organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, saat ini dikenal eksistensinya karena terlibat aktif dengan para jemaatnya di internet, seperti penggunaan media NU Online di berbagai platform media sosial Iqbal, 2020. Senada dengan NU, Muhammadiyah juga turut aktif memanfaatkan internet sebagai sarana memperluas pengaruh Barton, 2014, seperti penggunaan TV Muhammadiyah Ni'mah et al., 2021, dan media sosial Adeni & Hasanah, 2021;Akmaliah, 2020;Suherdiana & Muhaemin, 2018. ...Tulisan ini mengkaji gerakan keagamaan Hizbut Tahrir Indonesia HTI ketika mengadopsi media baru dalam aktivitas gerakannya di Indonesia. Penelitian dalam tulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi online terhadap situs HTI, Media Umat Penelitian ini memperoleh temuan bahwa HTI sebagai gerakan keagamaan turut mengadopsi internet dalam aktivitas gerakannya sama seperti gerakan keagamaan lain yaitu NU dan Muhammadiyah. Penggunaan internet oleh HTI sekaligus membantah argumentasi bahwa internet memiliki ketidaksejalanan dengan agama, yang lebih didasarkan pada argumen sekularisasi. Internet pada kenyataannya menyediakan peluang-peluang baru yang disambut positif oleh komunitas agama yang dijadikannya bagian dari budayanya sesuai kebutuhan dan kepentingannya. Respons agama ini terlihat dalam penggunaan internet oleh HTI yang dapat dikategorikan pada tiga bentuk ideologis, polemis, dan konstekstual. Semua bentuk penggunaan internet ini menunjukkan adanya dampak positif internet bagi agama dan kemampuan agama untuk menjadi bagian dari modenritas demi kepentingan dan keperluannya dengan mengadaptasi internet sebagai produk modernitas.... Hasyim Asy'ari. Kemunculan kelompok-kelompok kecil internal NU tentunya menimbulkan banyak pertanyaan dan spekulasi Iqbal, 2020 Santoso & Muhammad, 2021. Adapun sumbangan Gus Dur adalah mengenalkan Tajdīdu al-Khitōb al-dīni diri tanpa meninggalkan tradisi. ...Moh Ashif FuadiThis research illustrates the values of religious moderation that contrast with the body of Nahdlatul Ulama NU. Since the establishment of NU Hadratussyaikh Hashim Asy'ari has initiated the concept of a moderate Islamic pattern in Indonesia which was then continued by the next generation of NU including Abdurrahman Wahid Gus Dur. Through descriptive qualitative research methods with a historical analytical approach, this study produced conclusions about the foundation of religious moderation initiated by Hashim Ash'ari by following the aqidah of Ash'ariah, madzhab fiqih shafi'i, and Sufism. The value of religious moderation is also reflected in the concepts of tasamuh, tawasuth, and tawazun. In addition, the tradition of NU moderation is reflected in the trilogy of Islamic, insaniyah, wathaniyah ukhwah. NU moderate thinking is very instrumental in internalizing wasathiyah through the acceptance of madzhab, Aqidah Asy'ariyah, the integration of Islam with nationality, and through the cultural movement spearheaded by Gus Dur interfaith dialogue has not been able to resolve any references for this publication.

Allahl berfirman: "Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati." (Al-Hajj: 32) Kita dapat merealisasikan sikap menghormati dan memuliakan para ulama dengan beberapa hal berikut. 1. Bersyukur (berterima kasih) kepada mereka karena Allah l.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Fenomena soal ormas Islam Nahdlatul Ulama NU yang mengklaim memiliki jumlah anggota puluhan juta orang dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia, ternyata tidaklah homogen. Bisa jadi ketika ada seseorang mengaku sebagai "orang NU" mesti ditanyakan terlebih dahulu, NU yang mana? NU garis lurus, garis lucu atau garis keras? Fenomena ke-NU-an di era milenial jika dipandang dari sisi kulturnya memang beragam, entah apakah masing-masing pendukungnya khidmat kepada pemimpinnya sendiri-sendiri, ataukah mereka sekadar ikut-ikutan karena memang sudah ditakdirkan memiliki garis kultur NU yang dibawa secara turun-temurun oleh orang tua mereka. Melihat berbagai fenomena "ke-NU-an" belakangan seakan menunjukkan bahwa ormas ini terus diseret-seret oleh beragam kepentingan, sehingga hampir dipastikan bahwa ormas ini justru telah kehilangan pijakannya karena memang tak ada sosok kharismatik yang mampu menjadi wujud ormas Islam tradisional, NU memang membutuhkan sosok pemersatu yang dapat diterima oleh semua pihak, karena kekuatan sebuah kelompok tradisional adalah keyakinannya yang kuat terhadap tokoh kharismatis, entah itu kiai, ulama atau habib. Menarik melihat perkembangan ormas tertua di Indonesia ini, karena memang NU sebenarnya bukanlah organisasi struktural, tetapi lebih pada nuansa solidaritas kekulturan yang terbangun sekian lama, tanpa harus mengikatkan diri atau taat pada "struktural" garis kebijakan organisasinya. Maka sangat wajar, ketika para tokoh masyarakat, semisal kiai, habib atau ustadz bisa saja merupakan tokoh sentral dalam tubuh NU, yang diikuti oleh masyarakatnya, tanpa harus menjadi bagian dari struktur NU. Itulah kenapa, kemunculan klaim atas NU yang mengidentifikasikan kelompoknya-garis lurus, garis lucu, atau garis keras-menjadi sulit terbantahkan secara kultural. Sulit untuk tidak mengatakan, bahwa ormas ini pada tataran sosio-kultural, memang tak pernah sepi dari konflik. Anehnya, masing-masing kelompok yang berkonflik tak mau melepaskan diri dari identitas ke-NU-annya, karena NU bagi mereka merupakan sebuah "kultur" yang asli lahir dari rahim Nusantara, bukanlah sebuah "ideologi impor" yang diserap dari kultur lain. Untuk menggambarkan fenomena "NU Garis Lurus" saja, tampak sekali kelompok ini merasa harus menjadi pahlawan untuk "meluruskan" NU yang sejauh ini mereka anggap "bengkok". Bagi kelompok ini, NU kultural jelas tak pernah mengimpor berbagai ideologi asing yang disebut mereka sebagai "SEPILIS" Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme yang belakangan malah menggejala di kalangan anak muda NU. Mungkin kelompok ini bagi saya, kesulitan menyandingkan idealitas Islam dan modernitas, sehingga dari pada bercampur aduk, lebih baik NU "diluruskan" lagi fenomena "NU Garis Lucu" yang mungkin merasa "gerah" dengan berbagai unggahan di ranah media sosial medsos yang selalu memojokkan NU. Kelompok ini kerap menguasai lini medsos dan mengunggah meme-meme lucu yang melakukan counter atau kritik terhadap mereka yang mengaku NU tetapi justru "menyerang" identitas ke-NU-annya sendiri. Sebuah tagline yang muncul di akun twitter-nya menyebut, "sampaikanlah kebenaran walaupun itu lucu" seakan kelompok ini enggan mendebat secara berapi-api karena hanya akan menghabiskan energi. Membalas dengan fenomena santai dan kelucuan, barangkali menjadi "simbol" para kiai NU yang kemudian "disorogkan" kepada publik. Bisa jadi kelompok ini memang selaras dengan slogan Pegadaian, "menyelesaikan masalah tanpa masalah" yang setiap unggahannya dikemas dalam nuansa simpatik, tanpa harus menunjukkan sikap penolakan atau kebencian. Barangkali yang lebih berwajah "galak" ada juga dalam tubuh NU. Kelompok ini secara kultur, memang menganut tradisi peribadatan selaras dengan NU, walaupun dalam hal pergerakan kurang mengangkat soal tema moderasi Islam. Fenomena kelompok NU "Garis Keras" saya rasa takdirnya jatuh kepada sosok Front Pembela Islam FPI yang memang sejauh ini para pemimpin dan pengikutnya terbiasa mengamalkan ajaran-ajaran tradisi ke-NU-an. Sulit dipungkiri, bahwa FPI juga sejatinya disokong oleh mereka yang mengklaim sebagai "NU kultural", bahkan tempat pendeklarasian pertamanya, Pesantren Al-Umm, dipimpin oleh seorang ulama NU, KH Misbahul Anam, salah satu pengikut Tarikat Tijaniyah di kalangan NU sebagai sebuah ormas yang mewarisi tradisi keislaman Nusantara dengan ciri khasnya yang moderat-sebagaimana praktik keagamaan para wali-nampaknya sulit disematkan belakangan ini. Begitu banyaknya kelompok yang melakukan klaim atas ke-NU-annya sendiri disertai dengan beragam kepentingannya masing-masing, memperlihatkan NU semakin kehilangan arah. Banyak pihak yang menginginkan NU benar-benar menunjukkan wajah moderatismenya seperti pada masa-masa awal, disaat beberapa kiai kharismatis benar-benar mempertontonkan ketulusan, kejujuran dan khidmatnya yang sangat besar terhadap umat. Hadratussyekh Hasyim Asy'ari, Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Bisri Syansuri, Kiai Ridwan memang menjadi tokoh sentral yang senantiasa memberikan kesejukan yang benar-benar menjadi panutan umat. Tentu saja, ditengah nuansa "konflik sektarianisme" belakangan, sosok-sosok ini sungguh sangat dirindukan. 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya
Semuaulama besar dan para imam kita adalah dari kalangan mereka; al-Baqilani, al-Isfaraini, imamul Haramain al-Juwaini, Abu Hamid al-Ghazali, al-Fakhr ar-Razi, al-Baidhawi, al-Aimidi, asy-Syahrastani, al-Baghdadi, Ibnu Abdissalam, Ibnu Daqiqil Id, Ibnu Sayyydinnas, al-Balqini, al-Iraqi, an-Nawawi, ar-Rafi'i, Ibnu Hajar al-Atsqalani dan as-Suyuthi. - Setelah terpilihnya KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, kekinian NU juga telah mengumumkan daftar pengurus Nahdlatul Ulama 2022 - 2027. Ada kejutan, lantaran untuk pertama kalinya dalam sejarah, NU memiliki pengurus dari tokoh perempuan. Salah satu nama tokoh perempuan yang paling menjadi perhatian dalam daftar pengurus Nahdlatul Ulama 2022 - 2027 adalah istri Gus Dur, Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid. Tidak hanya itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga masuk dalam pengurus PBNU terbaru ini. Putri Gus Dur, Alissa Qotrunnada Wahid juga masuk menjadi Ketua di Tanfidziyah, sama seperti Khofifah. Untuk lebih lengkapnya, berikut daftar pengurus Nahdlatul Ulama 2022 - 2027 sebagaimana tertera dalam Keputusan PBNU Nomor 01/ yang ditandatangani oleh Rais Aam KH Miftachul Ahyar; Katib Aam KH Ahmad Said Asrori; Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf; serta Sekjen KH Saifullah Yusuf. Baca Juga Khofifah Jadi Cawapres Perempuan Terdepan Dibanding Calon Lain, Modal Suara Besar di Jatim Susunan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa Khidmat 2022 - 2027 MUSTASYAR KH. A. Mustofa BisriAGH. Dr. Baharuddin HS, MAProf. Dr. KH. Ma'ruf AminKH. Jirjis Ali MaksumKH. Nurul Huda DjazuliKH. Bunyamin MuhammadKH. Anwar Manshur Syaikh H. Hasanoel Basri HGKH. Dimyati Rois KH. As'ad Said AliHabib Luthfi Bin YahyaProf. Dr. KH. Machasin, MATGH. LM. Turmudzi BadaruddinProf. Dr. KH. Artani HasbiProf. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MAAGH. Habib Abdurrahim AssegafNyai Hj. Nafisah Sahal MahfudzKH. Muhammad Nuh Ad-DawamiNyai Hj. Shinta Nuriyah A. WahidKH. Abdullah Ubab MaimoenNyai Hj. Machfudhoh Aly UbaidKH. Zaky MubarokKH. Taufiqurrahman SubkhiKH. Mustafa Bakri NasutionKH. Fuad NurhasanKH. Abdul Kadir MakarimKH. Muhtadi DimyathiDr. Muhammad Hikam, MA, APUKH. Ulin Nuha ArwaniDrs. KH. Ahmad Chozin ChumaidiHabib Zein bin Umar bin SmithKH. Muhammad Hatim Salman, LcKH. Muhammad RomliH. Herman Deru, SH, MMSYURIYAH Rais Aam KH. Miftachul AkhyarWakil Rais Aam KH. Anwar IskandarWakil Rais Aam KH. Afifuddin MuhajirRais KH. Muhammad Mushtofa Aqiel SirojRais KH. Abun Bunyamin RuhiyatRais KH. Ali Akbar MarbunRais Prof. Dr. KH. Zainal AbidinRais KH. Idris HamidRais KH. Adib Rofiuddin IzzaRais KH. Abdullah Kafabihi MahrusRais KH. Ubaidillah FaqihRais KH. Masdar Farid Mas'udiRais KH. Aniq MuhammadunRais KH. Azizi HasbullahRais Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh, DEARais KH. Mudatsir BadruddinRais Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MARais KH. A. Mu'adz ThohirRais Dr. KH. Abdul Ghafur Maimoen, MARais KH. Bahauddin NursalimRais KH. Subhan MakmunRais KH. Hambali IlyasRais KH. Imam Buchori CholilRais Prof. Dr. KH. Abd. A'la BasyirRais KH. Muhammad Cholil Nafis, Lc, MA, KH. Ahmad Haris ShodaqohRais KH. Moch. Chozien AdenanRais KH. Abdul Wahid ZamasRais KH. Abdul Wahab Abdul Gafur, LcKatib Aam KH. Ahmad Said AsroriKatib KH. Nurul Yaqin IshaqKatib Dr. KH. M. Afifudin Dimyathi, Lc, MAKatib KH. Sholahudin Al-Aiyub, Dr. KH. Hilmy Muhammad, MAKatib KH. Abu Yazid Al-BusthamiKatib KH. Faiz Syukron Makmun, Lc, MAKatib KH. Athoillah Sholahuddin AnwarKatib KH. Muhammad Abdurrahman Al KautsarKatib Dr. KH. Abdul Moqsith Ghazali, MAKatib KH. Reza Ahmad ZahidKatib Habib Luthfi bin Ahmad Al-AttasKatib Dr. KH. Abdul Ghofar RozinKatib KH. Maksum FaqihKatib Dr. KH. Nur Taufik Sanusi, MAKatib KH. M. Syarbani HairaKatib KH. Muhammad Aunullah A'la Habib, LcKatib KH. Ahmad Muzani Al-FadaniKatib KH. Sarmidi HusnaKatib H. Ikhsan Abdullah, SH, MHKatib KH. Muhyidin Thohir, KH. Ahmad Tajul MafakhirKatib Dr. HM. Asrorun Ni'am Sholeh, MA A’WAN Habib Syech bin Abdul Qadir AssegafH. Ahmad Sudrajat, Lc. MAHabib Ahmad Al HabsyiKHR. Chaidar MuhaiminDr. KH. Zaidi AbdadKH. Najib HasanDr. H. Endin AJ Soefihara, MMADr. Ali Masykur Musa, H. Imam Anshori Saleh, SH, MADr. H. Anis NakiHj. Nafisah Ali MaksumDr. H. Agus RofiudinHj. Badriyah FayumiKH. Matin SyarqowiHj. Ida Fatimah ZainalH. Hamid Usman, SEHj. Dr. Faizah Ali SibromalisiKH. Muhammad Fadlan AsyariProf. Dr. Muhammad NasirProf. Dr. Asasri WarniDr. H. Mochsen AlydrusDr. H. Muhajirin YanisKH. Masyhuri Malik Masryah AmvaKH. Mahfud AsirunH. Misbahul Ulum, SEKH. Yazid Romli, Lc, MAProf. Dr. Ali NurdinKH. Ahmad Ma'shum Abror, Rahmat HidayatDr. Dany Amrul Ichdan, SE, Chaider S. Banualim, MADr. H. Juri Ardiantoro, Abdul MuhaiminIr. H. Irsan NoorH. Zainal Abidin Amir, MAKH. Taj Yasin Maimun TANFIDZIYAH Baca Juga Besok Laga Timnas Indonesia Lawan Palestina, Gubernur Khofifah Kuatkan Persaudaraan dan Solidaritas Ketua Umum KH. Yahya Cholil StaqufWakil Ketua Umum KH. Zulfa MustofaWakil Ketua Umum KH. Sayyid Muhammad Hilal Al AididWakil Ketua Umum Prot. Dr. H. Nizar Ali, Ketua Umum H. Nusron Wahid, SEKetua Prof. Dr. KH. Moh. Mukri, KH. Hasib Wahab ChasbullahKetua Ny. Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, MAKetua H. Amin Said Husni, MAKetua H. Aizuddin Abdurrahman, SHKetua KH. Abdul Hakim MahfudzKetua H. Umarsyah, H. Ishfah Abidal Aziz, SHI, MHKetua Dr. H. Miftah FaqihKetua Ny. H. Alissa Qotrunnada Wahid, Drs. H. Amiruddin Nahrawi, Drs. H. Ulyas Taha, H. Sarbin Sehe, Prof. Dr. H. Agus Zainal ArifinKetua Drs. H. Abdullah Latopada, MAKetua Dr. KH. Ahmad FahrurroziKetua Drs. H. Muhammad Tambrin Mohamad Syafi AlielhaKetua H. Arif Rahmansyah Marbun, SE, MMKetua Padang Wicaksono, SE, Ir. Fahrizal Yusuf Affandi, H. Nasyirul Falah Amru, SE, MAPKetua H. Choirul Sholeh Rasyid, SEKetua Dr. H. Zainal Abidin Rahawarin, H. Mohammad Jusuf HamkaKetua Dr. H. Eman Suryaman, SE, MMKetua H. Robikin EmhasSekretaris Jenderal Drs. H. Saifullah YusufWakil Sekretaris Jenderal KH. Abdussalam SohibWakil Sekretaris Jenderal Prof. Dr. Ahmad Muzakki, SEAWakil Sekretaris Jenderal H. S. Suleman Tanjung, Sekretaris Jenderal Dr. H. Muhammad Aqil Irham, Sekretaris Jenderal Drs. H. Imron Rosyadi Hamid, SE, Sekretaris Jenderal Faisal Saimima, SEWakil Sekretaris Jenderal Mas'ud SalehWakil Sekretaris Jenderal Ai Rahmayanti, Sekretaris Jenderal Silahuddin, MHWakil Sekretaris Jenderal H. Rahmat Hidayat Pulungan, Sekretaris Jenderal Habib Abdul Qodir Bin Aqil, SH, MA, LLMWakil Sekretaris Jenderal Dr. Najib AzcaWakil Sekretaris Jenderal H. Syarif Munawi, SE, MMWakil Sekretaris Jenderal Isfandiari Mahbub DjunaidiWakil Sekretaris Jenderal H. Taufiq Madjid, Sekretaris Jenderal Dr. H. Muhammad Faesal, MH, Sekretaris Jenderal H. Andi Sahibuddin, Sekretaris Jenderal Drs. Lukman Khakim, Sekretaris Jenderal H. Nur Hidayat, MAWakil Sekretaris Jenderal H. Lukman Umafagur, Umum H. Mardani H. MamingBendahara H. Dipo Nusantara Pua Upa, SH, MH, H. Sumantri Suwarno, SEBendahara H. Gudfan ArifBendahara Nuruzzaman, Hidayat FirmansyahBendahara Nashruddin AliBendahara H. Ahmad NadzirBendahara H. Burhanudin MochsenBendahara Dr. H. Ashari TambunanBendahara Dr. Faisal Ali Hasyim, SE, CA, CSEPBendahara H. Aswandi RahmanBendahara H. Fesal Musaad, sejumlah nama tokoh perempuan dalam kepengurusan PBNU, bagi Alissa Wahid adalah terobosan yang sangat penting. Menurutnya, peran perempuan sejak awal berdirinya NU justru sangat besar. “Selama ini tokoh-tokoh perempuan NU tidak hanya mengurusi kiai tapi juga pondok putri juga pengajian dan kegiatan di ruang publik juga banyak diurusi Bu Nyai,” kata putri Gus Dur, Alissa. Demikian daftar pengurus Nahdlatul Ulama 2022 - 2027. Apakah salah satu panutan atau idola anda masuk dalam daftar pengurus PBNU terbaru tersebut? zWnvNZF.
  • y655hye2em.pages.dev/285
  • y655hye2em.pages.dev/106
  • y655hye2em.pages.dev/547
  • y655hye2em.pages.dev/119
  • y655hye2em.pages.dev/313
  • y655hye2em.pages.dev/853
  • y655hye2em.pages.dev/294
  • y655hye2em.pages.dev/567
  • y655hye2em.pages.dev/735
  • y655hye2em.pages.dev/100
  • y655hye2em.pages.dev/615
  • y655hye2em.pages.dev/990
  • y655hye2em.pages.dev/963
  • y655hye2em.pages.dev/976
  • y655hye2em.pages.dev/365
  • daftar ulama nu garis lurus