Arangdikerumuni aneka serangga. Koruptor tak pikirkan harga barang. Kehilangan harga diri malah bangga. Kalau berjalan jangan berisik Berita di Tempo mengeritik polisi Mabes Polri merasa terusik Polisi yang baik dianggap musuh Padi di sawah mulai berisi Jangan sampai tikus menjarah
Abstract The objective of this research was to study the diversity of insects on corn, snake and rice and toknow the kind of insect diversity in various type of farms rice field. This research was conductid atKampung Susuk dan Pest Laboratory Faculty of Agriculture, University of North Sumatra, Medan,started in January 2014 until Februari 2014. This research used 3 kinds of traps insect Sweep Net,Pitfall Trap, Light Trap.The result of research showed that each insect caught consisted of 6 Ordoand16 families in corn with the highest relative density values was 7,69% and the lowest was4,61%, the highest relative density values in rice is 20,8 % and the lowest was 12,5%, the highestrelative density values in snake was and the lowest was 9,75%. Shanon-Weiner H' indexdiversity value of insect in corn was 2,368 medium, in rice was 1,822medium and in snake was2,258 medium.
Hama Wereng merupakan OPT yang sering ditemui pada tanaman padi. Wereng coklat Nilaparvata lugens adalah salah satunya. Wereng coklat merupakan hama yang paling berbahaya dibandingkan dengan hama lainnya karena pada serangan yang berat dapat menyebabkan puso gagal panen. Wereng coklat mempunyai sifat plastis, yaitu mudah beradaptasi pada keadaan atau kondisi lingkungan adalah serangga penghisap cairan tanaman yang berwarna kecoklatan. Panjang tubuh 2 – 4,4 mm. Serangga dewasa mempunyai 2 bentuk, yaitu bersayap pendek brakhiptera dan bersayap panjang makroptera. Serangga makroptera mempunyai kemampuan untuk terbang, sehingga dapat bermigrasi cukup jauh. Wereng coklat adalah serangga monofag, inangnya terbatas pada padi dan padi liar Oryza parennis dan Oryza spontanea.Pada tahap permulaan wereng datang pada pertanaman padi yang sudah mulai tumbuh yaitu pada umur 15 hari setelah tanam atau pada umur 10-20 hari setelah tanam. Di daerah beriklim sedang, pada awalnya populasi wereng coklat rendah, kemudian berkembang dengan cepat. Perkembangan populasi wereng juga tergantung pada inangnya varietas padi yang cocok untuk perkembangannya. Siklus Hidup Wereng Coklat • Satu ekor imago wereng coklat betina di rumah kaca mampu bertelur sebanyak 100 – 200 butir. Telur ini akan menetas setelah 7 – 10 hari dan penetasan biasanya berlangsung pada pagi hari.• Nimfa 1 mempunyai lama hidup 2-4 hari• Nimfa 2 selama 1 – 4 hari• Nimfa 3 selama 1 – 4 hari• Nimfa 4 selama 1 – 2 hari• Nimfa 5 selama 2 – 3 hari• Setelah nimfa 5 maka wereng coklat akan menjadi dewasa. Lama hidup serangga dewasa 18 – 28 hari Wereng coklat dewasa dan nimfa biasanya akan menetap di bagian pangkal tanaman padi dan mengisap pelepah daun. Wereng coklat menghisap cairan tanaman dengan menusukkan stiletnya ke dalam ikatan pembuluh vaskuler tanaman inang dan mengisap cairan tanaman dari jaringan floem. Nimfa 4 dan 5 menghisap cairan tanaman lebih banyak daripada instar 1, 2 dan 3. Wereng coklat betina mengisap cairan lebih banyak daripada yang jantan. Serangan wereng coklat dapat menyebabkan kerusakan seperti terbakar hopperburn dan kematian total pada tanaman padi. Pada awalnya, gejala hopperburn muncul pada ujung daun yang terlihat menguning kemudian berkembang meluas ke seluruh bagian tanaman daun dan batang .Wereng coklat dapat mengakibatkan kehilangan hasil dan berpotensi menyebabkan puso pada tanaman padi sawah akibat dari serangan yang dilakukannya. Populasi 10 – 15 ekor per rumpun cukup membuat puso dalam waktu 10 hari. Populasi hama wereng coklat yang dapat merusak tanaman padi umur kurang dari 40 hari setelah tanam yaitu 2 – 5 individu per rumpun. Sedangkan pada tanaman padi yang berumur lebih dari 40 hari setelah tanam yaitu 10 – 15 ekor per. Apabila populasi tinggi, maka gejala kerusakan yang terlihat di lapangan, yaitu warna daun dan batang tanaman berubah menjadi kuning, kemudian berubah menjadi berwarna coklat jerami, dan akhirnya seluruh tanaman bagaikan disiram air panas berwarna kuning coklat dan mengering hopperburn. Beberapa faktor pendukung yang menyebabkan terjadinya serangan wereng coklat antara lain 1. Kondisi lingkungan cuaca dimana musim kemarau tetapi masih turun hujan2. Penggenangan secara terus-menerus di lahan sawah sangat mendukung untuk perkembangan populasi WBC dan sangat mungkin meningkatkan kerusakan Pola tanam padi-padi-padi4. Keberadaan musuh alami parasit, predator dan patogen5. Ketahanan varietas dimana dominasi suatu varietas dalam jangka waktu lamaAda beberapa cara pengendalian hama wereng pada tanaman padi, antara lain 1. Cara bercocok tanam yang dianjurkan adalah tanam serentak dalam satu wilayah, pergiliran tanaman, penggunaan varietas tahan dan Menggunakan varietas tahan3. Memperluas jarak tanam, penggunaan sistem tanam jajar legowo juga bisa mengurangi ledakan hama Penggunaan Pestisida untuk mengatasi dan mencegah serangan hama WerengSalah satu hal penting yang perlu diketahui oleh petani padi di lapangan untuk mengendalikan hama tersebut adalah dengan melakukan pengamatan langsung. Lalu melakukan upaya pencegahan dan pengendalian sedini mungkin dengan insektisida yang tepat. Batas ambang ekonomi untung wereng batang coklat adalah tergantung pada stadia tanaman yang diserang, apabila WBC menyerag pada face vegetatif batas ambang ekonominya 4 ekor/rumpun. Apabila menyerang pada stadia vegetatif batas ambang ekonominya 7 ekor/ rumpun. spesifik lokasi, konsultasikan sengan petugas setempat.Wereng coklat juga dapat menularkan dua macam penyakit virus padi, yaitu Penyakit Kerdil Rumput dan Kerdil Hampa. Penyakit virus ini terutama penyakit kerdil rumput, biasanya terjadi secara epidemik setelah eksploitasi wereng coklat. Tanaman padi yang terserang penyakit kerdil rumput pertumbuhannya sangat terhambat, sehingga menjadi kerdil dan mempunyai anakan banyak. Daunnya menjadi sempit, pendek, berwarna kuning pucat dan berbintik-bintik coklat tua, sedangkan serangan virus kerdil hampa menyababkan tanaman menjadi agak kerdil, terpilin, pendek, kaku, sobek- sobek, anakan bercabang dan malainya tidak muncul serta Nufarm Indonesia mempunyai Lugen 100 EC insektisida berbahan aktif buprofezin 100 g/l yang sangat efektif mengendalikan wereng pada tanaman padi .dengan cara menghambat pergantian kulit. Lugen juga memiliki efek ovicidal yang menghambat penetasan telur. Lugen efektif mengendalikan wereng yang sudah kebal dengan produk berbahan aktif lain sehingga sangat cocok untuk pengendalian hama terpadu dalam mencegah peledakan hama. Keunggulan Lugen 100 EC• Bekerja sebagai penghambat biosintesa kutikula dan khitin sehingga dapat membunuh nimfa pada saat ganti kulit.• Bekerja secara selektif yang sangat efektif untuk mengendalikan serangan hama golongan homoptera/hemiptera dan relatif aman terhadap serangga berguna seperti serangga predator, parasit, ulat sutera dan lebah madu.• Mempunyai daya bunuh yang sangat kuat terhadap wereng coklat dan wereng punggung putih dari mulai telur hingga serangan dewasa. Kami rekomendasikan Lugen 100 EC digunakan dengan konsentrasi 50 ml/tangki dengan cara disemprot merata ke seluruh bagian tanaman padi dengan interval 5 -7 hari sekali, dimulai ketika ditemukan populasi wereng minimal 5 ekor per rumpun. Padi terbebas dari serangan hama wereng sehingga produksi tetap lebih lengkap mengenai fungisida Lugen 100 EC klik di sini –>
Secaraumum aktifitas serangga tanah dipengaruhi oleh tiga faktor penting, yaitu iklim (suhu, curah hujan), tanah (keasaman, kelembaban, suhu, salinitas, hara), vegetasi (hutan, padang rumput, belukar). Interaksi antara iklim tanah dan vegetasi tersebut menentukan jumlah dan jenis serangga tanah yang hidup di dalamnya.
JAKARTA, - Saat menanam atau merawat tanaman, baik tanaman hias maupun tananan sayuran atau buah-buahan, penting untuk mengendalikan populasi hama. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan musuh alami hama tanaman. Dilansir dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Kamis 23/12/2021, cara pengendalian hama menjadi prioritas utama dalam merawat tanaman. Adapun cara pengendalian hama-hama tersebut dapat menggunakan pestisida nabati maupun pestisida khususnya dalam penggunaan pestisida kimia perlu adanya langkah bijak dalam penggunaanya. Sebab, pestisida kimia dikhawatirkan dapat membinasakan semua mahkluk hidup di lahan, termasuk musuh alami hama tanaman. Baca juga Langkah Sederhana untuk Menjaga Rumah Bebas Hama Ada beberapa manfaat menggunakan musuh alami dalam mengendalikan hama tanaman, antara lain sebagai berikut. 1. Tidak memiliki efek samping yang buruk bagi alam Penggunaan musuh alami berarti mendukung ekosistem yang ada di alam, dan bukannya merusak alam tapi membantu melestarikannya. 2. Tidak ada resistensi hama Tidak seperti penggunaan pestisida yang bisa membuat hama kebal, musuh alami akan selalu efektif. Laba-laba, misalnya, tetap akan memangsa hama sampai kapan pun. 3. Pengendalian dapat berjalan dengan sendirinya Organisme yang dimanfaatkan sudah ada di alam serta dapat mencari dan menemukan hama dengan sendirinya. Baca juga Kenali 5 Jenis Hama yang Paling Umum Menyerang Tanaman 4. Biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah Dengan memanfaatkan musuh alami hama tanaman, maka Anda tidak perlu menggunakan pestisida kimia yang harus dibeli. Musuh alami hama tanaman terdiri dari tiga golongan, yakni predator, parasitoid, dan patogen. Predator merupakan hewan, baik serangga, laba-laba, hewan melata, amfibi mau pun mamalia yang memangsa hama. Parasitoid merupakan beberapa jenis serangga yang menjadikan hama menjadi inang untuk tumbuh. Biasanya parasitoid akan meletakkan telur pada tubuh hama dan pada saat telur menetas, nimfa akan hidup dan menjadi parasit yang tumbuh di dalam tubuh hama hingga hama tersebut mati. Adapun patogen adalah organisme lain yang bisa menyebabkan hama menjadi sakit lalu mati. Beberapa jenis patogen yang dikenal adalah jamur, virus, nematoda, dan bakteri. Namun, pada artikel kali ini akan dibahas musuh alami dari golongan predator dan parasitoid. Musuh alami hama tanaman berupa predator Ada ribuan spesies predator yang hidup di alam yang memangsa hama-hama pertanian. Namun, ada beberapa yang biasa ditemui di lahan di Indonesia. 1. Laba-laba Semua jenis laba-laba merupakan musuh alami hama tanaman. Jadi, bila terlihat ada laba-laba di lahan pertanian, sangat direkomendasikan untuk tidak membunuhnya. Baca juga 6 Hama dan Penyakit yang Sering Menyerang Tanaman Cabai Keriting Ada beberapa jenis laba-laba yang biasa ditemui di lahan pertanian, antara lain laba-laba serigala, laba-laba bermata jalang, laba-laba berahang empat dan lainnya. Laba-laba bisa memakan hama serangga apa saja, dari kutu daun, ulat grayak, kupu-kupu, wereng, dan sebagainya. PIXABAY/JOSCH13 Ilustrasi belalang sembah. Belalang sembah adalah salah satu musuh alami hama tanaman. 2. Belalang sembah Belalang sembah adalah predator dan pemakan daging. Sebagian besar tercatat sebagai kanibal yang akan memangsa jenisnya sendiri. Belalang sembah terkenal sebagai predator yang rakus. Ini membuat belalang sembah sebagai musuh alami yang sangat efektif dan menguntungkan. 3. Kepik Kepik biasanya memakan hama berupa serangga kecil seperti kutu kebul, kutu daun, thrips dan banyak lagi. Bahkan larva kepik memiliki makanan utama yang serupa dengan kepik dewasa. Baca juga Cara Membasmi Hama Oteng-oteng atau Kutu Kuya pada Tanaman Mentimun Seekor kepik dewasa dapat memakan 50-60 aphid dalam sehari. Namun, ada jenis kepik yang bukan predator, melainkan hama. Beberapa kepik yang berstatus hama adalah kepik hijau, kepik emas dan beberapa jenis kepik lain yang berwarna tidak cerah. Beberapa spesies kumbang kepik semisal kumbang kepik Jepang dan kumbang kepik dari spesies Epilachna admirabilis diketahui memakan daun tanaman budidaya seperti daun terung, sehinggavmerusak tanaman. Kumbang kepik tersebut biasanya meninggalkan jejak yang khas pada daun bekas makanannya karena tidak memakan urat daun. PIXABAY/KRZYSTOF NIELWOLNY Ilustrasi jangkrik. 4. Jangkrik Jangkrik merupakan musuh alami yang efektif untuk berbagai macam hama. Jangkrik dewasa merupakan pemangsa telur, nimfa dan wereng. Beberapa jenis hama yang menjadi favorit jangkrik adalah telur penggerek batang, ulat grayak, penggulung daun, wereng batang cokelat, wereng hijau dan lainnya. 5. Semut Ada sekitar spesies semut yang diketahui. Jenis makanannya pun beragam, mulai dari nektar tanaman, biji-bijian sampai daging. Baca juga 4 Tips Menjaga Rumah Bebas Hama Semut pemburu akan memburu mangsa berupa hama pertanian, seperti ulat, kutu, kumbang dan berbagai macam serangga lain. Semut api merupakan salah satu semut pemburu. Satu koloni dapat terdiri dari ribuan semut. Mereka biasa bersarang di bawah tanah kering dan tempat lain. PIXABAY/JGGRZ Ilustrasi kumbang. 6. Kumbang Tomcat, kumbang macan, kumbang tanah, kumbang botol adalah beberapa contoh kumbang yang bermanfaat sebagai musuh alami. Ada lebih dari jenis kumbang di dunia. Akan tetapi, tidak semua merupakan musuh alami. Banyak kumbang juga termasuk hama, dari penggerek batang hingga hama di buah. Baca juga Cara Membuat Pestisida Alami untuk Basmi Hama Ulat Grayak Kumbang macan sendiri terdiri dari spesies dan semua jenis kumbang macan berstatus sebagai predator hama. Maka perlu diperhatikan lagi, mana kumbang yang menyerang tanaman dan mana kumbang yang memakan hama. PIXABAY/NGO MINH TUAN Ilustrasi capung. 7. Capung Capung adalah salah satu predator yang sangat rakus. Seekor capung dewasa bisa mengkonsumsi 30 sampai ratusan wereng dan serangga lain setiap hari. Ada lebih dari spesies capung di dunia, dan sebagian besar hidup di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Baca juga 4 Cara Mencegah Hama Masuk ke Rumah Capung bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan bermacam-macam hama, terutama di persawahan. Larva capung yang hidup di air akan memangsa wereng yang jatuh ke dalam air atau serangga lain yang ukurannya lebih kecil. Adapun capung dewasa akan memangsa hama lain di atas permukaan air, mulai dari wereng hingga kupu-kupu. Musuh alami hama tanaman berupa parasitoid Banyak serangga yang dating ke lahan pertanian untuk berkembang biak. Akan tetapi, tak semuanya bertelur di buah, batang atau daun tanaman, beberapa di antaranya justru bertelur di telur, atau tubuh serangga lain. Serangga yang satu inilah yang disebut parasitoid. Parasitoid sangat membantu petani untuk mengendalikan hama pertanian. Baca juga Mengenal Hama Kutu Daun Persik pada Tanaman Cabai dan Cara Membasminya Satu parasitoid akan menaruh puluhan telur pada tubuh inangnya. Ini menyebabkan inang hama mati dalam beberapa hari saja. Parasitoid yang umum ditemui di lahan pertanian Indonesia adalah tawon. Tawon adalah serangga yang termasuk ke dalam ordo Hymenoptera, tapi bukanlah lebah atau pun semut. Ada ribuan jenis tawon tersebar di dunia, dan beberapa jenis tawon juga merupakan predator. PIXABAY/CAPRI23AUTO Ilustrasi tawon. Ada tawon yang omnivora, namun hanya mengonsumsi nektar bunga dan buah busuk yang sudah jatuh ke tanah. Ini yang membuat tawon tidak bisa dikategorikan sebagai hama. Baca juga Apakah Kapur Barus Efektif Mengusir Hama di Rumah? Untuk lebih mengenali mana tawon parasitoid dan mana serangga hama, bisa dilihat dari bentuk bokongnya. Perlu diketahui tawon adalah serangga bersayap yang dapat terbang. Bokong tawon parasitoid berbentuk seperti jarum yang disebut ovipositor. Ovipositor inilah alat untuk menyuntikkan telur parasitoid ke tubuh inangnya hama. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.