Gambar7 – 1 : Skema alat penguji daya serap kain dengan cara penyerapan kapiler Gambar 8 – 1 : Skema alat penguji daya serap kain dengan cara Tenun : Proses pembuatan kain dengan anyaman. Tetal benang : Jumlah helai benang lusi/pakan untuk suatu 2. Bahan penelitian dan pengembangan lebih lanjut, sekaligus untuk mencari

– Cara membuat kain tenun ikat dengan alat tenun bukan mesin ATBM. Langkah langkah menenun di Tenun Kainratu di Troso Jepara ini menggunakan teknik dobel ikat atau ikat ganda. Teknik pembuatan tenun ini terbilang sulit dan langka karena menggabungkan teknik ikat lungsi dengan teknik ikat pakan dalam satu kain tenun. Namun, proses pembuatan tenun ikat yang biasanya perlu waktu berbulan bulan ternyata bisa dipersingkat dalam 10 hari tanpa menggunakan mesin. Mau tahu rahasianya? Sentra Tenun Troso Kabupaten Jepara dikenal mampu menghasilkan kain tenun dengan motif sangat beragam dan dikerjakan dalam waktu relatif singkat. Keunggulan tersebut ternyata menarik minat pengrajin tenun daerah lain untuk belajar cara membuat kain tenun dengan alat tenun bukan mesin ATBM. Salah satunya pengrajin tenun dari Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi itu November 2019, workshop pengrajin tenun Kainratu di Troso Jepara tidak saja ramai dengan suara alat tenun. Ada tambahan suara penjelasan instruktur dan tanya jawab bagaimana proses pembuatannya, seperti cara membuat tenun ikat dengan ATBM. Tentu berbeda dengan cara menenun tradisional di Wakatobi, Toraja, Flores, Sikka, Sumba, dan kesempatan itu, 6 pengrajin tenun beserta pendamping dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Disperindag Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara datang ke lokasi pembuatan tenun Kainratu di Sentra Tenun Troso, Kabupaten Jepara. Pengrajin Tenun Wakatobi di Sentra Tenun Troso Jepara Proses Pembuatan Tenun Dimulai pagi itu. Pengenalan proses pembuatan tenun menggunakan ATBM. Selanjutnya, selama 10 hari mereka akan belajar dan praktek menenun teknik dobel ikat. Dengan menggunakan ATBM, mereka dilatih untuk menghasilkan motif tenun yang lebih beragam tanpa meninggalkan corak khas Wakatobi. Membuat kain tenun memang tidak semudah yang dilihat. Tanpa keterampilan khusus, keuletan, dan ketelitian, maka kain yang diolah tidak akan jadi. Mereka yang biasanya membuat kain dengan alat tenun gedogan, kini memulai proses belajar menggunakan ATBM. Tujuannya, untuk meningkatkan inovasi dan kreatifitas pengrajin tenun Wakatobi serta meningkatkan kualitas hasil produksi tenun satu pengrajin yang tertarik dengan cara membuat kain tenun ATBM adalah Asfiati yang merupakan pengrajin dari Pulau Kaledupa, Kabupaten workshop Tenun Kainratu Desa Troso Jepara, ibu rumah tangga itu memberanikan diri untuk mencoba belajar membuat kain tenun. Ia duduk di depan ATBM dan mulai memperagakan cara menenun, dengan dibimbing oleh instruktur tenun Kainratu. “Ingin mempelajari lebih dalam proses pembuatan kain tenun, dari tradisional ke ATBM,” kata kain tenun memang tidak semudah yang dilihat. Perlu faham dan mahir menerapkan langkah langkah menenun yang benar. Tanpa keterampilan khusus, keuletan, dan ketelitian, maka kain yang diolah tidak akan jadi. Lebih jauh di balik itu, perlu proses lebih rumit untuk menghitung benang yang dibutuhkan, menggambar motif, mengikat benang yang benar, mewarnai dan sederet proses penyiapan yang lain. Langkah langkah menenun memang tidak sederhana. Seremoni serah terima peserta magang tenun Tenun Kainratu yang berlokasi di Sentra Tenun Troso Kabupaten Jepara menerima pengrajin tenun yang diutus Disperindag Kab. Wakatobi untuk belajar membuat kain tenun ikat ATBM. Guna mencoba semua proses pembuatan tenun ATBM, masa magang paling cepat memang berlangsung 7 hari. Dalam kurun waktu tersebut, langkah langkah menenun dapat dilalui dengan runtut dan benar. Waktu magang yang lebih lama seperti 10 hari atau 14 hari tentu lebih baik mengingat kesempatan peserta untuk praktik akan lebih banyak pada setiap tahap proses pembuatan kain tenun. Selain itu, alat bahan dan cara membuat kain tenun sudah disiapkan jauh jauh hari agar kegiatan menenun berjalan lancar sesuai rencana. Peserta magang dari Wakatobi mengambil durasi magang 8 hari ditambah 2 hari pemantapan praktek. Bagaimana cara membuat kain tenun dalam 10 hari, dengan teknik ikat pakan & lungsi menggunakan alat ATBM di Troso Jepara? Berikut kami ceritakan tahapan pembuatan kain tenun. Tahapan pembuatan kain tenun Cara Membuat Kain Tenun dalam 10 Hari Hari 1 Menentukan Spesifikasi Kain TenunHari 2 Menghitung Benang TenunHari 3 Ngeteng dan Membuat MotifHari 4 Mengikat BenangHari 5 Mewarnai BenangHari 6 Menjemur dan Melepas Ikatan BenangHari 7 Proses Benang PakanHari 8 Proses Benang LungsiHari 9 Memasang Benang pada Alat TenunHari 10 Menenun Hari 1 Menentukan Ukuran dan Motif Tenun Hari 1 Membuat rencana ukuran dan motif kain tenun Kembali ke Daftar Hari Di hari pertama, peserta magang akan dikenalkan proses pembuatan kain secara sekilas. Mereka mengamati setiap proses dan menanyakan hal yang menarik untuk dipelajari lebih dalam. Dijelaskan pula alat bahan dan cara membuat kain tenun ikat yang nanti akan dipelajari dan dipraktekkan secara langsung. Setelah berbincang santai, akhirnya disepakati praktek membuat tenun pada program itu adalah Kain tenun dobel ikat bentuk syal dengan rumbaiUkuran 200 x 60 cmMotif tulisan “WAKATOBI” dengan ragam hias khas wakatobiWarna biru putih Dalam membuat kain tenun, membuat perencanaan sangat penting. Ukurannya berapa, motifnya mau dibuat seperti apa, termasuk warna yang akan digunakan apa saja,” kata Khoiri, instruktur program “Belajar Membuat Kain Tenun dalam 10 Hari” yang digagas Tenun Kainratu. Peserta pun merekam, memotret, dan mencatat teks prosedur cara membuat kain tenun yang akan mereka pelajari. Hari 2 Teknik Menghitung Benang Tenun Hari 2 Menghitung jumlah helain benang Pada hari ke dua, peserta mulai dijelaskan secara praktis cara menghitung benang yang diperlukan untuk membuat kain tenun dengan ukuran tertentu. Langkah langkah menenun memang perlu dilalui dengan tekun pada setiap tahapan. Misalnya, berapa helaian benang yang diperlukan bila pengrajin ingin membuat kain tenun selebar 60 cm dengan kepadatan sisir 80? Ketrampilan menghitung secara praktis seperti ini diperlukan, agar pengrajin mampu menerima custom order dengan ukuran kain sesuai kebutuhan pelanggan. Ada variasi ukuran kain tenun yang lebih banyak untuk berbagai kebutuhan seperti baju bawahan wanita, syal, dan ikat kepala yang mempunyai lebar kain berbeda. Selepas rehat makan siang, peserta diajari cara mengikat benang dengan tali rafia. Teknik praktis agar ikatan pada benang kuat sehingga pewarna tidak merembes masuk dalam motif. Bagaima juga posisi jari agar proses mengikat berjalan lebih cepat dengan hasil ikatan tetap kuat. Sampai sore, peserta akan praktik mengikat pada ikatan pendek dan ikatan panjang. Praktik mengikat yang berjalan mengasyikkan dengan selingan senda gurau membuat waktu terasa cepat berjalan. Satu dua peserta bahkan tertarik melanjutkan latihan mengikat di penginapan pada malam harinya. Hari 3 Ngeteng dan Membuat Motif Tenun Hari 3 Membuat motif tenun pada benang di plankan/ pigura Kembali ke Daftar Hari Di hari ketiga, peserta dikenalkan cara menggulung benang dengan alat bum. Pengenalan pada alat keteng juga dilakukan yakni memasukkan benang pada bentangan kayu kotak mirip figura. Sekadar mengenalkan dengan melihat, sementara praktik dilakukan pada hari lain yang akan datang. Melihat proses dan tanya jawab penting dilakukan guna memberi pemahaman awal dan runtut saat peserta diajarkan cara menggambar motif pada bentangan benang di figura yang disebut plangkan. Oh iya, istilah alat dan proses mungkin berbeda di setiap daerah sehingga perlu ditunjukkan alatnya secara langsung untuk menyamakan persepsi peserta dan instruktur. Misalnya, yang disebut ngeteng itu proses seperti ini, yang disebut gun itu alat yang ini, dan seterusnya. Praktik pada hari itu meliputi pemantapan pemahaman pengelompokan benang untuk persiapan proses ngeteng. Menyiapkan benang lungsi yang dimulai dari menghitung dan mengelompokkan benang, memindahkan benang ke dalam sepulan dengan alat jontro, mengelompokkan dan mmindahkan benang lagi dari sepulan ke bentangan alat figura atau plankan, yang diakhiri menggambar motif corak ke dalam bentangan benang di plankan. Suasana belajar membuat motif tenun Menggambar Motif pada Benang Pakan dan Lungsi Menggambar motif pada benang pakan ini perlu dilakukan, karena pengrajin Wakatobi memakai teknik dobel ikat. Corak motif tenun ada pada keduanya, benang pakan dan benang lungsi. Di kesempatan lain, saat mengajar teknik tenun ikat lungsi seperti proses pembuatan kain tenun ikat di Flores, Sikka, dan Sumba Nusa Tenggara Timur NTT, maka proses menggambar pada benang pakan dapat dilewati. Sementara saat belajar dengan teknik ikat pakan seperti pengrajin di Toraja atau Donggala Sulawesi Tengah, menggambar motif di benang pakan dilakukan namun tidak pada benang lungsi. Kedua teknik diatas dipakai semua di Sentra Tenun Troso Kabupaten Jepara, namun tidak dipakai bersamaan dalam satu kain. Nah, teknik dobel ikat seperti yang dilakukan di Tenganan Bali jarang dipakai. Bahkan Kompas pernah memuat tulisan, teknik dobel ikat atau tenun ikat ganda di dunia hanya ada di tiga tempat, India, Jepang, dan Bali. Baca di Kompas Tenun Ikat Ganda Hanya Ada Tiga di Dunia Tenyata, tenun tradisional di Kaledupa, Wakatobi pun menggunakan teknik dobel ikat. Meskipun, motif yang dihasilkan di Wakatobi jauh lebih sederhana daripada kerumitan motif kain gringsing yang dihasilkan pengrajin Tenganan Bali. Sementara di Sentra Tenun Troso Jepara, teknik dobel ikat baru mulai dikembangkan dan belum banyak yang menerapkan. Teknik dobel ikat menjadi salahsatu inovasi dan pengembangan terbaru di Troso selain teknik pewarnaan alam untuk kain tenun ikat. Di hari ketiga, semua proses pembuatan kain tenun di atas masih diperagakan oleh instruktur sementara peserta magang mengamati dan menanyakan proses yang belum difahami. Hari 4 Cara Mengikat Benang Tenun Hari 4 Teknik mengikat benang tenun yang benar Kembali ke Daftar Hari Selanjutnya hari keempat, giliran peserta yang mempraktikkan ngeteng, yang dilanjutkan dengan menggambar motif pada figura plankan. Kegiatan ini merupakan review ketrampilan hari sebelumnya. Praktik membuat motif sekaligus juga mereview cara menghitung benang, pengelompokan benang, dan praktik mengikat benang secara cepat dan kuat. Peserta juga diajari cara membuat skala motif tenun yang benar. Bagaimana caranya agar gambar pada benang tenun menghasilkan corak pada kain tenun seperti yang direncanakan. Teknik skala gambar diperlukan karena lebar benang pada plankan tidak sama dengan lebar kain setelah ditenun. Tentu saja ukuran gambar pada benang jadi berbeda dengan ukuran gambar saat jadi kain nanti. Maka perlu perhitungan berapa besar gambar di benang agar motif pada kain tenun sesuai rencana. Untuk menghasilkan motif kotak sebesar 2 cm pada kain tenun nanti, berapa lebar motif kotak yang digambar pada bentangan benang di figura plangkan? Seperti itu kira kira, ketrampilan yang dipelajari peserta dalam sesi menggambar motif kain tenun. Skill ini penting karena menjadi kunci kemampuan membuat kreasi motif baru. Kemampuan ini juga berguna untuk memindah motif yang di kertas digambar ulang pada bentangan plankan, agar saat jadi kain tenun nanti besar motif bisa sesuai kembali dengan ukuran yang diinginkan. Pada hari ke empat, peserta kembli melakukan kegiatan mengikat benang yang benar. Kali ini, dilakukan pada benang yang dipakai untuk praktik. Sesi ini merupakan pemantapan atau pembiasaan ketrampilan mengikat benang agar gerakan jari lebih cepat dan hasil ikatan lebih kuat. Hari 5 Teknik Pewarnaan pada Kain Tenun Hari 7 Teknik pewarnaan benang tenun Kembali ke Daftar Hari Memasuki hari ke lima, pengrajin mulai menerapkan teknik pewarnaan pada kain tenun saat masih berupa benang. Mereka belajar teori dan praktek mencampur pewarna kimia untuk menghasilkan warna yang diinginkan. Dijelaskan pula macam macam jenis pewarna yang digunakan di Sentra Tenun Troso, beserta keunggulan dan kelemahannya. Peserta juga diajak mengunjungi toko pewarna kimia untuk membeli bahan pewarna sekaligus membeli berbagai peralatan tenun yang diinginkan peserta untuk diterapkan di rumah. Misalnya, membeli teropong atau sekoci yang membawa benang pakan pada alat tenun. Ada juga peserta yang membeli paletan, sepulan, dan tali rafia yang kualitasnya terbukti bagus untuk mengikat benang tenun. Salah satu permasalahan kerajinan tenun di luar jawa memang ada pada ketersediaan bahan baku untuk membuat tenun. Bahan baku jarang tersedia, toko yang jual bahan baku sangat minim, dan harga bahan baku jauh lebih tinggi daripada harga di Sentra Tenun Jepara. Bila ditambah proses pembuatan kain tenunnya yang sangat lama, tak heran harga kain tenun di berbagai daerah luar Jawa biasanya jauh lebih tinggi dibanding harga kain tenunan pengrajin Troso Jepara. Kesenjangan harga itulah yang berusaha dipangkas dengan meningkatkan kecepatan proses menenun dengan magang menenun di Sentra Tenun Jepara. Setelah membeli pewarna, peserta magang langsung melihat dan praktik mewarnai benang tenun yang dilakukan dengan beberapa tahap sampai akhirnya selesai dan dijemur di bawah terik matahari. Selama penjemuran, benang tenun juga perlu diberi treatment agar benang kembali lurus dan lembut saat kering nantinya. Treatment tersebut dikenal dengan sebutan ngetek. Sekadar info, pewarna alam hanya dijelaskan secara singkat sebagai pengetahuan. Namun, tidak dilakukan praktek pewarna alam karena perlu waktu yang lebih lama dan program yang berbeda untuk melakukannya. Hari 6 Teknik Menjemur dan Melepas Ikatan Hari 6 Melepas ikatan pada benang tenun Kembali ke Daftar Hari Hari ke enam, peserta mempelajari kembali macam macam benang tenun, cara menghitung sisir tenun, dan sharing permasalahan teknis menenun yang pernah ditemui. Termasuk cara membuat alat tenun tradisional lebih efisien untuk menenun. Kegiatan tersebut dilakukan di sela sela proses penjemuran yang perlu diketek dan dibalik agar kering menyeluruh. Aktivitas juga ditambah proses melepas ikatan pada benang tenun yang telah ditandai dengan warna tali rafia berbeda. Proses melepas tali rafia ini disebut mbatil atau mbatili. Ketrampilan mbatil perlu dilatih agar berjalan cepat tanpa ada benang yang terputus. Alat yang digunakan untuk melepas ikatan adalah pisau, cutter, atau solder listrik dengan ujung yang telah dimodifikasi. Hari 7 Proses Membuat Benang Pakan Hari 7 Mengurai benang pakan menjadi kelompok benang lungsi Kembali ke Daftar Hari Pada hari ketujuh, peserta mulai praktek mbungkar atau memproses benang pakan yang telah kering kedalam beberapa kelompok benang pakan. Kelompok benang pakan ini selanjutnya digulung pada paletan melalui alat bernama jontro. Proses yang dinamakan malet ini juga diajarkan kepada peserta magang. Benang pakan yang telah tergulung pada paletan inilah yang kemudian dimasukkan kedalam teropong atau sekoci. Hari itu, kegiatan juga diselingi dengan diskusi bagimana agar alat tenun gedongan tradisional bisa mengadopsi beberapa langkah dari alat tenun ATBM. Tujuannya untuk mempercepat proses pembuatan kain tenun ikat. Sementara alat ATBM yang bantuan pemerintah juga dipakai bergantian dalam satu kelompok pengrajin. Lebih tepatnya, alat ATBM tersebut berfungsi untuk berlatih semua anggota dalam satu kelompok. Karenanya, untuk produksi, kadang kembali memakai alat tenun tradisional gedogan. Diskusi juga berlanjut dengan bagaimana cara membuat alat tenun ATBM di Troso Jepara. Berapa harga tiap alat tenun dan bagaimana proses pengiriman bila membeli alat tenun di Troso Jepara. Hari 8 Proses Benang Lungsi Hari 8 Ngebum untuk memproses benang lungsi Kembali ke Daftar Hari Saat hari kedelapan, peserta magang praktek menggabungkan berbagai warna benang lungsi sesuai letak motif dan warna yang diinginkan pada kain tenun. Begitu selesai, dilanjutkan proses memasukkan benang lungsi ke alat bum. Peserta magang tenun pun mengurai satu per satu benang lungsi, benang dimasukkan melewati sisir, dan diikatkan pada bum. Keseluruhan proses ini biasa disebut dengan proses ngebum. Benang lungsi yang telah siap pada alat bum, selanjutnya dipasang ke alat tenun. Memasukkan satu persatu benang melewati mata gun dan sisir melalui proses nyucuk yang membutuhkan kerjasama 2 orang. Bila dibandingkan dengan dengan alat tenun gedogan, istilah proses ini mungkin bisa disetarakan dengan proses menghani. Sama sama menyiapkan benang untuk dibuat benang lungsi pada kain tenun. Hari 9 Memasang Benang pada Alat Tenun Hari 9 Proses memasukkan benang lungsi ke dalam mata gun dan sisir Kembali ke Daftar Hari Memasuki hari kesembilan, melanjutkan proses hari sebelumnya sampai benang pakan telah siap pada paletan. Demikian pula benang lungsi sudah terpasang pada alat tenun. Instruktur akan mencoba menenun dan melakukan beberapa pengaturan atau setting alat tenun. Sementara peserta mengamati sambil mendengarkan penjelasan cara mengatasi berbagai masalah yang mungkin timbul saat melakukan setting alat tenun. Misalnya ada benang yang hitungannya lebih, mengencangkan atau mengendurkan benang lungsi, dan sebagainya. Selesai setting alat tenun, peserta magang bergantian mencoba memainkan tangan dan kaki pada alat tenun. Mengayun tangan dan menginjakkan kaki bergantian, tentu tidak mudah bagi yang belum pernah melakukannya sama sekali. Terkadang, mengayun tangan dan menginjakkan kaki dilakukan bersamaan waktunya. Jadinya gagal kan. Karenanya, peserta perlu waktu untuk berlatih dan menyesuaikan irama ayunan tangan dan hentakan kaki sampai bisa bergerak cepat. Hari 10 Menenun Hari 10 Menenun dengan Alat Tenun ATBM Kembali ke Daftar Hari Sedangkan hari terakhir magang, akan diisi dengan melanjutkan praktek menenun. Langkah langkah menenun dilakukan dengan benar pada tahap ini. Bagi peserta yang sedang tidak mendapat giliran memagang alat tenun, kegiatan diisi dengan proses lain seperti mengikat benang, mewarnai benang, mbatil atau malet. Menenun dengan alat tenun ATBM memerlukan gerakan tangan dan kaki yang bergantian seirama. Demikian pula antara kaki kanan dan kaki kiri mesti mengikuti ritme gerakan tangan. Menenun juga memerluka ketrampilan tambahan seperti cara memasukkan benang pakan ke dalam teropong atau sekoci, cara menyambung benang bila benang pakan putus atau habis, sampai cara mengambil kain tenun yang sudah jadi dari gulungan pada alat tenun. Semua diajarkan dengan jelas dan langsung diterapkan dengan praktek. Hari kesepuluh memang menjadi waktu pemantapan sekaligus pengulangan bila ada proses yang belum dikuasai oleh peserta magang. Hari itu juga diisi tanya jawab dan rencana tindak lanjut konsultasi melalui telfon atau video call bila mendapati kesulitan menerapkan langkah langkah menenun ATBM di daerah asal. Minat Belajar Tenun di Troso Jepara Kain tenun hasil belajar proses membuat tenun Ketertarikan para pengrajin tenun luar daerah terhadap proses tenun ATBM di Desa Troso tentunya disambut baik oleh pengrajin Tenun kainratu beserta Pemerintah Kabupaten pemkab Jepara. Selain pengrajin tenun, Pemkab Wakatobi juga mengirim pengrajin ukir ke Jepara untuk magang. Melalui Dinas Industri dan Perdagangan, Pemkab Jepara juga mengirim perwakilan untuk hadir menyambut dan memberi informasi seputar sentra kerajina Jepara kepada rombongan pengrajin Wakatobi di Sentra Tenun Troso melalui proses belajar tenun dengan pengrajin dari luar daerah seperti ini, produk unggulan dari kedua Kabupaten dapat dikenal oleh masyarakat luas dan diharapkan pula mampu meningkatkan kualitas produk kerajinan tenun Indonesia. Keberadaan kegiatan magang tenun memang menjadi kebutuhan pengrajin tenun berbagai daerah mengingat rumitnya proses pembuatan kain tenun ikat ATBM. Alat bahan dan cara membuat tenun mesti dipelajari dan dipraktekkan secara langsung untuk mempercepat penguasaan keterampilan. Sementara tulisan atau video teknis membuat tenun sangat minim di internet. Bahkan sama sekali belum ada yang membuat panduan. Ada satu harapan tersedia teks prosedur cara membuat kain tenun yang lengkap dan sistematis. Bisa dimaklumi, karena memang relatif sulit menjelaskannya secara singkat. Bila ada, tulisan di Google atau video Youtube biasanya hanya sekilas saja tanpa petunjuk praktis bagaimana langkah langkah menenun yang dapat diterapkan menjadi do it yourself. Minat masyarakat untuk belajar menenun ATBM di Troso Jepara memang mulai tumbuh. Selain Wakatobi, daerah lain yang pernah menunjukkan minat belajar tenun Troso Jepara adalah Flores, Tidore, Donggala, dan Timor Leste yang termasuk luar negeri. Mereka berasal dari instansi pemerintah kabupaten, CSR perusahaan, atau organisasi sosial. Program Magang “Cara Membuat Kain Tenun ATBM dalam 10 Hari” Ingin Belajar Cara Membuat Kain Tenun ATBM? Sekadar informasi, bila institusi, kelompok usaha, atau CSR perusahaan Anda tertarik mengirim peserta magang belajar tenun di Tenun Kainratu yang berlokasi di Sentra Tenun Troso Kabupaten Jepara, silakan hubungi kami melalui Kontak Pengrajin Tenun Jepara Pengrajin tenun yang tergabung dalam PT. Kain Ratu Utama yang dilengkapi legalitas usaha akan berbagi informasi perkiraan biaya pelatihan beserta alat bahan dan cara membuat tenun yang diinginkan. Selain biaya untuk magang, biaya akomodasi makan, transportas, penginapan dan semua hal yang membantu pelaksanaan program magang menenun ATBM juga dapat di buat estimasi sejak awal. Kegiatan magang belajar tenun ikat PT. Kain Ratu Utama merupakan bentuk aktivitas sosial yang bertujuan untuk mengembangkan kerajinan tenun Indonesia beserta peningkatan kesejahteraan pengrajin dan kualitas produk yang dihasilkan. Kegiatan ini bukan semata mata untuk mencari laba dan bukan pula kegiatan rekreasi atau wisata. Sementara untuk tujuan wisata atraksi atau experience tourism di Sentra Tenun Jepara, PT. Kain Ratu Utama menyediakan program lain dengan durasi dan biaya yang berbeda. Hubungi kami untuk mendiskusikan kebutuhan belajar tenun Anda.

ATBMatau alat tenun bukan mesin mulai digunakan pada teknik pembuatan kedua. Peralatan paling utama pada teknik kedua menggunakan 3 gun. Ragam Kain Tenun Ulos dan Makna yang Terkandung di Dalamnya; Alat dan Bahan Membuat Batik: Kreatifitas Indonesia; Batik Huza Tanah Abang: 6 Cara Membedakan Batik Tulis dan Batik Cap, Jangan

Pengertian dan jenis kain tenun - Negara Indonesia memiliki ribuan pelaku kerajinan kain dan tenun yang tersebar di berbagai pulau, bahkan desa. Karya mereka sangatlah indah. Setiap daerah memiliki jenis motif dan corak tersendiri yang dipengaruhi oleh kondisi alam, kepercayaan serta budaya. Dahulu kain-kain tenun ini menjadi busana tradisional dan dapat dijadikan sebagai alat tukar dalam perdagangan. Saat ini kain-kain tersebut menjadi suatu ciri khas dan kebanggaan suatu jenis kain tenun dengan corak, bahan dasar, warna menyesuaikan dengan budaya dan filosofi hidup suatu suku. Merupakan tugas tersendiri bagi generasi penerus untuk melestarikan dan mengembangkan budaya tersebut. Teknik pembuatan kain tenun di setiap daerah dapat dikembangkan melalui kemajuan teknologi serta pemasarannya dan promosinya pun dapat dilakukan melalui media internet. Di artikel ini kami akan membahas mengenai kain tenun berupa pengertian, jenis, prinsip pembuatan serta sejarah singkatnya. Berikut ulasannya Daftar isi 1 Pengertian Kain Tenun 2 Sejarah Kain Tenun 3 Prinsip Pembuatan Kain Tenun 4 Jenis Kain Tenun 5 Penutup Pengertian Kain TenunPenenunan merupakan proses utama yang mengubah benang pintal baik alami ataupun buatan menjadi kain untuk kemudian diproses menjadi barang jadi. Sedangkan kain tenun sendiri memiliki pengertian hasil kerajinan manusia di atas bahan kain yang terbuat dari benang, serat kayu, kapas, sutra dan lain-lain dengan cara memasukkan pakan secara melintang pada lungsi, yakni jajaran benang yang terpasang membujur. Sejarah Kain TenunKerajinan kain tenun yang kita kenal saat ini sudah ada dari zaman prasejarah, yang dikembangkan oleh masyarakat di belahan dunia. Budaya tenun kuno berasal dari daerah Asia Timur, India, dan Asia Barat, yang kemudian kebudayaan bertenun ini menyebar ke seluruh dunia. Di Indonesia kerajinan tenun telah ada sejak beberapa abad sebelum masehi yang diperkirakan kurang lebih tahun yang lalu. Pada awalnya nenek moyang kita menggunakan serat kayu, daun-daunan dengan membentuk anyaman yang digunakan sebagai wadah barang. Pengetahuan menenun kemudian berkembang sesuai dengan budaya, kepercayaan, lingkungan serta sistem organisasi yang dianut. Motif tenun yang ada di Indonesia banyak dipengaruhi oleh kebudayaan luar seperti halnya negara India, Arab dan tahun 1911 terjadi revolusi pembuatan kain tradisional. Pada masa ini dikenal alat tenun bukan mesin ATBM. Alat ini terbuat dari kayu, di mana digunakan torak-torak yang dihubungkan dengan tali, sehingga apabila salah satu alat tenun digerakkan, maka alat lainnya akan bergerak. Alat ini hanya dapat membuat kain-kain sederhana seperti kain polos, lurik, ikat, dan lain sebagainya. Prinsip Pembuatan Kain TenunJika kita mengamati secara seksama kain tenun, maka akan terlihat bahwa kain tersebut terdiri dari benang-benang yang berjajar dan searah dengan pinggir kain. Benang yang sejajar dengan pinggir kain tersebut dinamakan sebagai benang lusi, sedangkan benang yang melintang disebut sebagai benang pakan. Benang ini menyilang satu dengan yang lainnya. Karena menyilangnya antara benang lusi dan benang pakan tersebut, maka dapat dihasilkan kain tenun. Adapun prinsip penyilangan benang lusi dengan benang pakan atau menenun terdiri dari tiga langkah Pembukaan mulut lusi, yaitu proses menaikkan atau menurunkan sebagian benang benang pakan. Yaitu proses memasukkan benang pakan ke dalam mulut benang pakan, yaitu proses merapatkan benang pakan Jenis Kain TenunJenis kain tradisi Indonesia pada umumnya dibedakan menurut cara membuatnya. Kain tenun sendiri memiliki beberapa jenis yang dapat kita temui di berbagai propinsi di Indonesia. Adapun jenis kain tenun diantaranya A. Kain Tenun IkatMerupakan kain yang ragam hias atau motifnya diperoleh dengan cara mengikat benang di tempat-tempat tertentu sebelum dicelup atau ditenun. Dengan demikian bagian benang yang tidak terikat tidak terkena zat warna sehingga setelah ikatan dibuka benang tetap pada warna aslinya. Teknik pembuatan tenun ikat dibagi menjadi 3 golongan, diantaranya Tenun ikat pakan, tenun ikat lusi, kain tenun ikat lusi dan Kain tenun yang kedua adalah songket. Dilakukan dengan menambahkan benang pakan dari perak, emas atau sutera di atas struktur kain dasar yang sudah ada. Songket dengan benang emas yang terkenal berasal dari Palembang, tetapi juga dikerjakan suku Melayu di Aceh, Minangkabau, Ria dan juga pesisir Kalimantan Barat. Songket juga dikerjakan suku Bugis, Makasar, Bali, dan Sasak, di Donggala Sulawesi Tengah. Beberapa jenis kain songket adalah sebagai berikut Songket lepus Adalah songket yang bermotif benang emas menutupi hampir seluruh bagian tawur Adalah songket yang motifnya tidak menutupi seluruh bagian permukaan kain tetapi berkelompok-kelompok yang letaknya tetes mender Motif ada pada ujung pangkal dan pinggir kainSongket bungopacik Sebagain besar motif dari emas diganti dengan benang kapas putih sehingga anyaman benang emasnya tidak banyak lagi dan hanya sebagai selingan,Songket kombinasi Merupakan kombinasi dari beberapa jenis songket di limar Motifnya tidak berasal dari benang-benang tambahan seperti songket lainnya, melainkan berasal dari benang pakan dan lusi yang dicelup di bagian-bagian tertentu sebelum Kain Tenun Pandai SikekMasyarakat Pandai Sikek telah lama mengenal kerajinan tenun. Bagi masyarakat Pandai Sikek kerajinan tenunan merupakan warisan leluhur dan sampai sekarang masih dijaga keberadaannya. Masyarakat Pandai Sikek menyebut tenunan dengan istilah sebuah kerajinan tangan yang menggunakan bahan-bahan seperti benang, katun, benang emas, yang ditenun dengan tangan di atas alat yang bernama panta sehingga menjadi kain. Kain tenun ini biasanya digunakan pada saat upacara-upacara adat seperti pernikahan dan memiliki motif tertentu yang penggunaannya disesuaikan dengan Kain Tenun Ikat TrosoKain tenun ini berasal dari daerah Jepara, Jawa Tengah. Di desa yang bernama desa Troso inilah kerajinan tenun Troso dihasilkan, terutama tenun ikat. Oleh karena itu tenun ini diberi nama tenun Traso, karena tenun ini berasal dari daerah yang bernama Desa Troso. Tenun ikat troso mempunyai corak yang berbeda dengan tenun-tenun lainnya seperti dengan corak tenun Bali, tenun Lombok, tenun Asmat, tenun Toraja, dan lain-lainnya. 3. Tenun Songket PalembangDari Sumatera, Palembang juga memiliki kain khas tradisional yakni songket Palembang. Tenun songket Palembang memiliki beberapa motif tertentu seperti lepus, pulir biru, bungo cino, dan lain-lain. Tenun songket Palembang mempunyai keistimewaan yang membedakan dengan songkat lainnya yaitu tenun ini terbuat dari kombinasi benang sutera dan benang emas yang ditenun dengan cita rasa seni yang Tenun Songket SilunglangTenun Songket Silungkang biasanya dibuat dengan menggunakan teknik menambah benang pakan sebagai hiasan, caranya dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang lungsi. Tenun ini memiliki berbagai motif diantaranya lepus, jando beraes, tretes midar, pulir biru, kembang suku hijau, bunga cino, bunga pacik, dan lain-lain. Tahap pembuatan tenun ini pada dasarnya dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu menenun kain dasar dengan bentuk rata atau polos, tahap berikutnya dengan cara menghias tenun dengan menggunakan benang pakan atau sering disebut dengan mlay weaving Tenun Nusa TenggaraPembuatan kain tenun sudah dikenal lama di Nusa Tenggara. Kain tenun Nusa Tenggara memiliki ciri-ciri yang khas yaitu kainnya tebal dan pembuatannya lama sehingga tenun Nusa Tenggara cenderung mahal harganya. Serta tidak dapat digunakan sebagai pakaian sehari-hari melainkan hanya untuk digunakan pada acara- acara tertentu seperti upacara adat, perkawinan, upacara keagamaan, dan Kain UlosMerupakan kain tenun tradisional khas Batak. Bagi masyarakat Batak kerajinan tenun merupakan warisan secara turun temurun. Ulos memiliki berbagai macam jenis, ukuran, dan tujuan pemakainya. Macam-macam jenis itu antara lain seperti ulos tenun sadum, pinussan, mangiring, bintang maratur, sirara, sitoluntulo, bolean, jeumbat, si bolong, suri-suri, tum-tuman, ragi hotang, ragi pangko, runjat, djobit, simarindjamisi, ragi, dan Tenun AlorKerajinan tenun sudah dikenal sejak lama khususnya di Alor dan terbagi menjadi lima daerah basis tenun serta masing masing daerah mempunyai ciri khas. Pembagian daerah ini berdasarkan pada warna dan motif tenun. Kelima basis daerah tenunan itu adalah Kui, Batu Lolong, Kolana, Baranusa, dan Alor. Masing- masing daerah mempunyai ciri khas tenunan yang berbeda seperti berikut ini. Daerah Kolana, Kui, dan Batu lolong terkendal dengan tenun songket. Ternate, Pulau Buaya, Baranusa, Koli, Jahi, dan Alor Kecil terkenal dengan tenun ikat, yang masing-masing daerah memiliki warna dan motif Tenun ATBMTenun ATBM yang dikenal dengan istilah alat tenun bukan mesin, dimanfaatkan sębagai dekorasi rumah. Tenun ATBM ini mempunyai ciri khas yang menarik, yaitu tenun ini dikombinasikan lukisan dengan rangkaian tali, kancing batok kelapa, tarsel, dan lain sebagainya. PenutupItulah sedikit pembahasan mengenai kain tenun dan jenisnya yang admin rangkum dari berbagai sumber. Kita sudah sepantasnya bangga dengan hasil karya budaya bangsa kita sendiri dengan melestarikan dan mengembangkannya, agar tidak kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia.
Teknikyang digunakan membuata karya seni rupa terapan dua dimensi dapat berupa : teknik batik, setak, sulam, bordir, menempel, arsir, b lok, tenun, dan anyam. Teknik batik digunakan untuk membuat kerajinan kain batik Seni batik. - Batik tradisional dengan teknik menulis/menggambar pada kain dengan alat canting dan bahan malam yang dipanaskan.
Cara Membuat Kain Tenun Mudah Dengan Alat dan Bahan TepatPendahuluanBahan-bahan Yang DibutuhkanTeknik Dasar Membuat Kain TenunLangkah Pertama Menyiapkan Alat TenunLangkah Kedua Mengikat Ujung Benang AwalLangkah Ketiga Membuat Gulungan BenangLangkah Keempat Mulai MenenunKelebihan Memilih Teknik InterlockingKesimpulanTabel PerbandinganOpiniCara Membuat Kain Tenun Mudah Dengan Alat dan Bahan TepatShare thisRelated posts Cara membuat kain tenun tidaklah sulit! Dengan alat dan bahan yang tepat, kamu bisa melakukannya di rumah sendiri. Jangan biarkan kesulitan membuatmu mundur, karena skill merajut bisa membuatmu mendapatkan banyak keuntungan. Bagi para penggemar kain tradisional, membuat kain tenun pastinya adalah kegiatan yang sangat menyenangkan. Selain bisa memperoleh kain sendiri, kamu juga bisa memadukan warna dan motif sesuai dengan seleramu. Yuk, ikuti tutorial mudah cara membuat kain tenun untuk pemula! Tidak perlu khawatir soal alat dan bahan, kamu bisa membelinya dengan mudah dan terjangkau. Mesin tenun bisa kamu beli di toko-toko peralatan jahit, sedangkan benang bisa kamu pilih sesuai dengan jenis kain yang ingin dibuat. Segera siapkan alat dan bahan yang diperlukan, dan mulailah membuat kain tenunmu sendiri! Ayo, mari berkreasi dan hasilkan kain tenun yang indah dengan tanganmu sendiri. Dengan tutorial mudah ini, kamu bisa menghasilkan kain tenun sendiri dalam waktu singkat. Pastikan kamu membaca artikel ini sampai tuntas agar kamu memahami teknik dasar dan bisa membuat kain tenun secara sempurna. Selamat mencoba, semoga berhasil! “Alat Bahan Dan Cara Membuat Kain Tenun” ~ bbaz Pendahuluan Kain tenun Indonesia memiliki nilai seni yang tinggi. Tak hanya itu, kain tenun juga menjadi perwakilan dari identitas daerah. Meskipun pada awalnya sulit, dengan alat dan bahan yang tepat, kita bisa membuat kain tenun dengan mudah. Bahan-bahan Yang Dibutuhkan Bahan yang dibutuhkan untuk membuat kain tenun adalah benang katun, kayu untuk alat tenun gede or kedelan, jarum tenun, dan tempat duduk tenun. Pastikan bahan yang digunakan berkualitas agar kain yang dihasilkan nantinya juga bagus. Teknik Dasar Membuat Kain Tenun Ada beberapa teknik dasar dalam membuat kain tenun, yaitu interlocking, plain, weft ikat, warp ikat, dan songket. Setiap teknik memiliki cara kerja yang berbeda-beda. Namun, teknik interlocking atau tabby merupakan teknik dasar yang paling mudah dipelajari. Langkah Pertama Menyiapkan Alat Tenun Pertama, persiapkan alat tenun yang sudah disebutkan sebelumnya. Kemudian, pasang benang sesuai dengan kendala gede or kedelan. Pastikan benang sudah terpasang dengan rapi sehingga tidak ada benang yang putus. Langkah Kedua Mengikat Ujung Benang Awal Setelah alat tenun disiapkan, mengikat ujung benang awal pada kayu gede or kedelan. Caranya, kencangkan benang dalam tengah kepala kayu, lalu ikat pada pangkal kayu. Langkah Ketiga Membuat Gulungan Benang Buat gulungan benang dari alas kaki hingga ke paha. Pastikan ada jarak 50 sentimeter dari kayu gede or kedelan untuk membuat kain bermutu. Langkah Keempat Mulai Menenun Saat mulai menenun, pastikan benang yang digunakan selalu tegang dan rapi. Pertama-tama, letakan benang di atas tumpukan lainnya pada kayu gesper dan pegang pada posisi plat sementara dengan tangan kiri. Kelebihan Memilih Teknik Interlocking Teknik interlocking memiliki banyak kelebihan, seperti tidak membutuhkan pola khusus sehingga mudah dipelajari. Kain yang dihasilkan juga lebih kuat dan tahan lebih lama. Kesimpulan Membuat kain tenun memang terlihat rumit, namun dengan langkah-langkah yang tepat dan bahan yang berkualitas, kita bisa membuat kain tenun dengan mudah. Teknik dasar interlocking adalah teknik yang paling mudah dipelajari oleh pemula. Selain memiliki nilai seni yang tinggi, kain tenun Indonesia juga menjadi identitas budaya daerah masing-masing. Tabel Perbandingan Kekuatan Kain Tahan Lama Kesulitan Teknik Interlocking Tinggi Tinggi rendah Teknik Plain Rendah Rendah tinggi Teknik Weft Ikat Tinggi Rendah sangat tinggi Teknik Warp Ikat Tinggi Tinggi sangat tinggi Opini Berdasarkan tabel perbandingan, teknik interlocking adalah teknik terbaik untuk dipilih. Meskipun teknik plain lebih sulit untuk dikerjakan, kain yang dihasilkan kurang kuat dan tahan lama. Sedangkan teknik weft ikat dan warp ikat membutuhkan kesulitan yang sangat tinggi untuk dikerjakan. Oleh karena itu, bagi pemula, teknik interlocking adalah pilihan yang tepat dan mudah dipelajari. Cara Membuat Kain Tenun Mudah Dengan Alat dan Bahan Tepat Terima kasih telah membaca artikel tentang cara membuat kain tenun mudah dengan alat dan bahan tepat. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi untuk Anda yang ingin mencoba membuat kain tenun sendiri. Kain tenun memang memiliki nilai seni dan budaya yang tinggi. Dengan membuat kain tenun secara mandiri, kita dapat mempelajari cara melestarikan dan menghargai tradisi dalam kain tenun. Tak hanya itu, membuat kain tenun juga dapat menjadi bisnis yang menguntungkan jika dilakukan secara serius dan konsisten. Semoga berhasil dalam mencoba membuat kain tenun sendiri. Jangan lupa untuk berbagi pengalaman dan karya Anda melalui media sosial atau forum kain tenun agar semakin banyak orang yang tertarik dan mengenal seni budaya kain tenun Indonesia. Orang-orang sering bertanya tentang Cara Membuat Kain Tenun Mudah Dengan Alat dan Bahan Tepat. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan Apa bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat kain tenun? Jawaban Beberapa bahan yang dibutuhkan antara lain benang, alat tenun pakan tenun, pedang tenun, dan poros tenun, dan bahan dasar seperti kapas atau sutera. Bagaimana cara memilih alat tenun yang tepat? Jawaban Pilih alat tenun yang sesuai dengan kebutuhanmu. Jika kamu ingin membuat kain tenun kecil, pilihlah alat tenun portabel. Namun, jika kamu ingin membuat kain tenun besar, pilihlah alat tenun yang lebih besar dan kokoh. Bagaimana cara menenun benang agar rapi? Jawaban Pertama-tama, pastikan benang yang digunakan telah diikat erat pada poros tenun. Selanjutnya, pastikan benang terjaga ketegangan dan diatur dengan merapikan benang secara teratur menggunakan jari-jari tanganmu. Posisikan juga pedang tenun dengan benar agar benang tetap rapi saat ditenun. Apakah ada teknik khusus untuk membuat pola pada kain tenun? Jawaban Ya, ada teknik khusus untuk membuat pola pada kain tenun. Salah satunya adalah teknik ikat celup’, yaitu mengikat bagian-bagian tertentu dari benang sebelum dicelupkan ke dalam pewarna. Teknik ini akan menghasilkan pola unik pada kain tenun. Bagaimana cara merawat kain tenun agar tetap awet? Jawaban Untuk merawat kain tenun agar tetap awet, hindari mencuci dengan mesin cuci dan jangan direndam terlalu lama dalam air. Cuci secara manual dengan air dingin dan sabun lembut. Jangan juga menjemur langsung di bawah sinar matahari, cukup letakkan di tempat yang teduh dan terlindungi dari debu.
Nilaiseni dan kualitas yang dihasilkan lebih tinggi dibanding kreasi yang dihasilkan dengan alat modern. Penggunaan peralatan sederhana membuat proses produksi perlu waktu lebih lama dan tidak dapat menghasilkan dalam jumlah banyak sekaligus. Contoh kerajinannya seperti kain tenun, sarung dan sebagainya. Bahan dan Alat Alat
Tahapan Proses Pembuatan Kain Tenun – Kain tenun adalah kain khas indonessia yang di wariskan dari nenek moyang. Pada zaman modern sekarang kain tenun sangat berkembang pesat dan beragam motif. Kali ini kita akan membahas mengenai langkah proses pembuatan kain tenun lengkap Dan Terperinci. Kain tenun adalah kain khas bemotif dan mempunyai corak warna yang indah serta mempunyai unsur budaya dan nilai yang tinggi. Tenun adalah kain yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Kain ini dapat di gunakan sebagai pakaian, aktribut, angan, hiasan pernak pernik dan masih banyak lagi. Pembuatan kain tenun masih secara tradisional dan manual. Walaupun sudah menggunakan alat ATBM Alat Tenun Bukan Mesin namun alat ini hanya membantu agar mudah dalam proses penenunan. Kain tenun relatif lebih mahal harganya di bandingkan dengan kain batik. Wajar saja jika harganya mahal karena proses pembuatannya sangat rumit dan butuh ketelitian yang tinggi. Sebelum keproses tahapannya kalian wajib mengetahui bahan dan alat yang di gunakan dalam proses menenun. Berikut ini penulis sediakan link yang kalian harus baca dan tahu terlebih dahulu. Alat, Bahan dan Cara Membuat Kain Tenun Kita akan membahas mengenai tahapan proses pembuatan kain tenun lengkap dan terperinci. Simak penjelasan berikut ini jangan sampai terlewatkan satu langkah pun. 1. Menghani Tahap awal dalam proses pembuatan kain tenun adalah menghani. Menghani adalah memilah helaian benang-benang untuk kemudian menjadi lungsi yang di letakkan pada alat hani. Berikut ini adalah tahapan proses menghani Sebelumnya harus tahu berapa ukuran kain tenun yang akan di buat. Kemudian di sesuaikan dengan panjang lungsi yang akan di buat benang-benang di letakkan di alat hani helai demi helai. Tahap selanjutnya adalah benang lungsi di sesuaikan panjang pada pola ukuran jumlah benang lungsinya. Jangan lupa benang lungsi juga di silangkan. Setelah di susun rapi, setiap 10 benang lungsi di ikat sesuai keinginan disesuaikan dengan pola. Selain itu juga memudahkan penghitungan benang. Jika benang lungsinya panjang maka harus di gulung terlebih dahulu dengan menjalin menjadi jalinan agar tidak kusut dan acak-acakan. 2. Memasang Benang Lungsi Pada Bum Benang Lungsi Setelah di lakukannya menghani tahapan selanjutnya adalah memasang benang lungsi pada alat tenun ATBM. Helai demi helai benang di pasangkan ke alat tenun dengan salat teliti dan sabar. Berikut ini adalah tahapan memasang benang lungsi pada bum benang lungsi Membagi benang lusi menjadi dua bagian dan sama banyak. Siapkan Bum benang lungsi, kemudian putar engkel sampai semua tali terurai. Tark keatas dan letakkan kayu bentangan pada rangkaian bum benang lungsi serta letakkan pada rangka mesin tenun. Benang lungsi di letakkan pada bagian tengah ke kanan. Bagian tengah ke kiri kemudian jangan lupa diselingi tali oada bentangan kayu. Pilah-pilah benang hingga lungsi lebih rata. Pasang dua buah kayu untuk silangan benang lungsi jangan sampai terlepas. Posisi ini sangat penting dan menentukan pencucukan memasukkan benang lungsi pada mata gun dan sisir. Pisahkan benang lungsi pada alat melewati raddle sesuai lebar tenunan. Kemudian rapikan benang-benang nya Tahap terakhir adalah gulung benang lungsi pada bum benang lungsi. Jangan lupa sisakan pajang benang sampai batas sisir. PROSES PEMBUATAN KAIN TENUN Pelajarindo 3. Pencucukan pada Mata Gun Tahap selanjutnya adalah pencucukan. Pencucukan adlaah memasukkan benang lungsi ke mata gun sesuai dengan corak tenun. Berikut ini adalah langkah pencucukan Tahap pertama adalah masukkan benang lungsi ke mata gun dari tengah ke kanan atau dari tengah ke kiri atau sebaliknya. Masukkan mata gun sesuai dengan corak atau pola Setiap 10 benang helai di ikat hasil cucukan agar tidak lepas. Masukkan benang seluruhnya ke mata gun. Masukkan benang lungsi satu persatu di sisir dimulai dari tengah ke kaan atau tangah ke kiri. 4. Pencucukan pada Sisir Tahapan selanjutnya adalah pencucukan pada sisir. Proses ini memasukkan benang lungsi ke sisir sesuai dengan corak dan pola kain tenun. Berikut ini adalah langkah pencucukan pada sisir Pertama masukkan satu persatu benang lungsi ke sisir di mulai dari tengah ke kanan atau tengah ke kiri dan sebaliknya. Setiap helai 10 benang di ikat kemudian di masukkan satu demi satu ke dalam sisir. 5. Ikat Benang Lungsi pada Bum Kain Langkah selanjutnya adalah ikat benang lungsi pada kain dilakukan setelah lungsi melalui mata gun dan sisir. Berikut ini adalah proses ikat benang lungsi pada bum kain Putar bum kain sampai tali terurai Kemudian ikat benang lungsi dan bentangkan kayu pada rangkaian bum kain Diikat mulai dari tengah ke kanan atau tengah ke kiri baru bagian lainnya sampai terikat semua Ikat benang lungsi sedikit demi sedikit dengan jarak ikatan longgar tetapi tidak terlalu longgar. Lakukan ikatan tersebut hingga benang terikat semua 6. Penyetalan Berikut ini adalah proses penyetalan Gun di beri nomor 1234 dan pada injakan 1234 agar mudah pada saat penenunan Terus di awasi dan di perhatikan cucukan agar tidak berantakan dan sesuai dengan alur Langkah selanjutnya adalah atur posisi gun dan indakan. Misalnya gun 1 dengan injakan 1, gun 2 dengan injakan 2, gun 3 dengan injakan 3, gun 4 dengan injakan 4 Perlu di kontrol tegangan ikatan usahakan tegangannya sama KAIN TRADISIONAL 33 provinsi, Sejarah, Nama, Gambar & Makna 7. Menenun Ini adalah proses yang paling menentukan dalam pembuatan lain tenun Jarak gunung-gunung sama sehingga hasilnya dapat rata kanan kiri dan rapi Sambungkan benang maju dari tepi tenunan kira-kira 2-3 cm Padatkan tenunan dengan sisir dengan sama misalnya dua kali ketukan juga sebaliknya dua kali ketukan. Haslinya bisa rapi kerapatan tenunan rata Tenun lah sesuai motif yang sudah di susun sebelumnya Jika mulut lungsi sudah sempit maka gulung hasli tenunan Terus tenun hingga selesai sesuai dengan motif yang di inginkan. 8. Melepas Tenunan Bukan berarti selesai setelah menenun, melepas kain tenun juga sedikit hati-hati. Berikut ini adalah cara melepas kain tenun dari alat tenun Kendorkan semua tenunan Potong benang lungsi kecuali sisakan benang lungsi pada gun Lepas hasil tenunan, buka ikatan-ikatan benang lungsi Kain tenun sudah jadi, rapikan terlebih dahulu dengan bagaian-bagian simpul Setelah serangkaian proses yang sangat panjang. Apakah kalian tertarik untuk menenun? Baca Juga Cara Membuat Batik Tulis Terima kasih banyak yaa sudah membaca artikel kami. Semoga kalian mendapatkan apa yang kalian cari pada artikel ini. Salam hangat dari penulis Jika artikel kami sangat membantu kalian kami merasa senang sekali. Mari kita lebih giat lagi belajar agar kita mendapatkan apa yang kita mau. Terdapat kolom komentar di bawah, kalian dapat bertanya, memberi respon terkait artikel ini, dan bisa juga memberikan saran bagi penulis kami. Thank you so much, see you next artikel. “Sertakan Allah atas segala urusan mu” Prosesmenenun merupakan proses pembuatan kain dari persilangan dua set benang dengan cara memasuk-masukkan benang pakan secara melintang pada benang-benang lungsi. Sebelumnya, benang-benang lungsi dipasang sejajar satu sama lain di alat tenun sesuai lebar kain yang diinginkan. Proses ini disebut penghanian (Rapania, 2010).
Inilah Bahan dan Alat Dalam Pembuatan Kain Tenun Yang Harus Anda Ketahui Inilah Bahan dan Alat Dalam Pembuatan Kain Tenun Yang Harus Anda KetahuiBahan Pembuat Kain TenunBahan PewarnaProses PewarnaanAlat Penenun – Indonesia sangat kaya akan keberagaman dan budaya. Majunya kebudayaan suatu wilayah ditandai dengan adanya pakaian yang dikenakan oleh masyarakatnya. Sejak zaman prasejarah masyarakat Indonesia sudah mengenal adanya pakaian yang dikenakan untuk menutup tubuh mereka, walaupun bentuk, bahan dan teknik pembuatan yang digunakan masih sangat sederhana. Salah satu kain tradisional yang digunakan manusia prasejarah yang masih ada sampai sekarang adalah kain tenun. Kain tenun sendiri merupakan kain yang dibuat dengan cara menjalin benang secara horizontal dan vertikal dengan menggunakan teknik anyam. kain tenun yang di buat kaya akan ragam hias dan corak. bahan dan alat pembuat tenun Hampir setiap daerah di Indonesia mempunyai kain tenun dengan ciri khas dan keunikan yang mencerminkan kebudayaan daerahnya. Motif atau pola yang terdapat pada kain tenun merupakan manifestasi dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Ada juga yang dipengaruhi oleh budaya luar yang dibawa oleh pedagang-pedagang yang datang ke Indonesia. Tak hanya ragam hias, bahan pembuat kain tenun pun menggunakan bahan-bahan alami yang tersedia disekitar mereka. Oleh karena itulah setiap daerah mempunyai motif, corak dan bahan kain tenun yang berbeda-beda tergantung dari keadaan alam disekitar wilayah tersebut. Pada zaman dahulu kain terbuat dari bahan-bahan seperti dedaunan, kulit kayu dan binatang. Proses dan teknik pembuatan pun masih sangat sederhana karena dibuat secara manual. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, memang terdapat perubahan pada pembuatan kain tenun terutama pada proses pembuatan dan ragam hias dan corak kain tenun. Namun lain halnya dengan bahan pembuatan kain tenun, masih banyak tempat atau wilayah penghasil kain tenun di Indonesia yang masih mempertahankan penggunaan bahan-bahan alami yang tersedia disekitar mereka untuk membuat kain tenun. Penggunaan bahan alami ini bertujuan untuk mempertahankan keaslian dan melestarikan kain tenun sebagai salah satu warisan budaya mereka. Penggunaan bahan-bahan alami pada pembuatan kain tenun biasanya dilakukan oleh penenun tradisional yang masih menenun dengan menggunakan alat tenun tradisional atau alat tenun bukan mesin. Karena menggunakan bahan-bahan alami tentu saja kualitas motif dan corak kain tenun menjadi sangat indah dan otentik, tak heran jika kain tenun yang terbuat dari bahan-bahan alami ini mempunyai nilai jual yang fantastis. Lalu apa sajakah bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat sehelai kain tenun yang indah? Nah, berikut adalah bahan-bahan pembuat kain tenun yang wajib kamu tahu Bahan Pembuat Kain Tenun benang merupakan komponen terpenting dalam membuat kain tenun. ada dua jenis benang yang digunakan dalam menenun yaitu benang lungsi dan benang pakan. Benang yang digunakan dalam pembuatan kain tenun merupakan benang yang berasal dari tumbuhan yang ada disekitar daerah tempat tinggal penenun. Selain benang, bahan yang diperlukan untuk membuat sehelai kain tenun adalah pewarna. Pewarna mempunyai peran yang sangat penting dalam pembuatan kain tenun karena pewarna lah yang akan memberikan motif dan corak pada kain tenun, sehingga membuat kain tenun menjadi indah dan bernilai seni tinggi. Berikut adalah beberapa bahan yang digunakan untuk membuat kain tenun 1. Kapas Kapas adalah bahan utama yang digunakan untuk membuat kain tenun. Kapas dihasilkan dari tanaman kapas yang biasanya tumbuh didaerah tropis seperti Indonesia. Bagian yang digunakan dari tanaman ini adalah seratnya. Oleh karena itu kapas yang baru dipanen kemudian dijemur dan dipisahkan dari bijinya dengan menggunakan alat yang disebut Golong. Setelah dipisahkan dari biji, kapas kemudian dilembutkan dan dipisah-pisah agar kapas tidak menggumpal pada waktu dipintal. Pemintalan dilakukan dengan cara menggulung benang. Setelah pemintalan selesai maka kapas siap untuk diberi warna dan digunakan. Bahan yang berbahan dasar kapas adalah katun. Katun sangat umum digunakan sebagai bahan dasar tekstil dan tenun 2. Kepompong Ulat Sutera Jika kapas akan menghasilkan benang katun, maka kepompong ulat sutera akan menghasilkan benang sutera dan benang emas. Benang ini lebih ekslusif jika dibandingkan dengan katun. Kain yang dihasilkan dari benang sutera dan emas umumnya harganya lebih mahal. Biasanya kain songket yang menggunakan bahan dasar benang sutera dan emas. 3. Lilin Sarang Lebah dan akar serai wangi Lilin sarang lebah digunakan oleh penenun untuk meregangkan benang, sedangkan akar serai wangi digunakan untuk mengawetkan benang. Kedua bahan alami ini adalah bahan tambahan yang biasanya digunakan oleh penenun agar kualitas benang yang akan digunakan untuk menenun lebih baik dan terjaga keawetannya. benang tenun Bahan Pewarna Tak hanya benang yang terbuat dari bahan alami, pewarna yang digunakan pada kain tenun pun menggunakan bahan-bahan alami. Tak heran bila kain yang dihasilkan mempunyai warna yang terang, indah dan dan unik. Umumnya pewarna alami digunakan oleh penenun yang masih menenun menggunakan alat tenun tradisional. Untuk pengrajin yang sudah menggunakan alat tenun mesin biasanya sudah menggunakan pewarna sintetis untuk menekan biaya produksi. Berikut adalah beberapa bahan bahan alami yang digunakan untuk proses pewarnaan Warna merah dihasilkan dari tanaman mengkudu, kulit pohon angsana, kulit pohon jati, buah manggis dan kesumba. warna hijau dihasilkan daridaun yang sering digunakan oleh penenun untuk menghasilkan warna hijau adalah daun pandan suji, daun mangga, daun rumput putri malu. Warna kuning dihasilkan dari bahan bahan seperti kunyit, bunga tembelekan, bunga matahari, pohon gendis dan nangka. Semua bunga yang berwarna kuning sebenarnya juga bisa digunakan. Warna hitam didapat dari tumbuhan tarum, jambu mete dan buah pinang. Warna biru didapat dari tanaman bunga telang dan daun nila Warna cokelat didapatkan dari kulit mengkudu, buah pinang dan mundu Masih banyak bahan-bahan lain yang biasa digunakan oleh penenun. Karena memanfaatkan apa yang ada dilingkungan maka bahan-bahan yang digunakan sangat beragam karena kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Proses Pewarnaan Untuk menghasilkan warna dari bahan-bahan yang ada caranya sangat sederhana yaitu tanaman atau kulit pohon yang akan dijadikan warna ditumbuk halus kemudian diberi air dan disaring untuk diambil sari nya. Setelah didapatkan sari, kemudian benang yang ingin diberi warna kecelupkan kedalam warna selama minimal 24 jam untuk satu sisi benang. Kemudian benang dibalik ke sisi berikutnya dan dilakukan perendaman selama 24 jam. Kadang-kadang proses pewarnaan harus dilakukan secara berulang-ulang agar didapatkan hasil yang diharapkan. Untuk menjaga keawetan warna benang, biasanya penenun juga mencampurkan kapur sirih pada saat perendaman benang. Konon kapur sirih dapat menjaga warna benang tetap awet meskipun kain nantinya akan dipakai berulang-ulang. Proses pewarnaan sangat penting dalam membuat kain tenun, karena warna inilah yang nantinya akan membedakan kain tenun suatu daerah dengan daerah lainnya. pewarnaan kain tenun akan memberikan motif dan corak yang membuat kain tenun menjadi unik dan indah. Pada benang lungsi, proses pewarnaan cenderung lebih mudah karena benang lungsi merupakan warna dasar kain. Umumnya benang lungsi hanya diberi satu macam warna saja. Sedangkan benang pakan, pewarnaan agak sedikit lebih kompleks. Benang pakan adalah penentu motif atau corak suatu kain. Biasanya pewarnaan dilakukan dalam beberapa tahapan sampai benar-benar didapat warna yang diinginkan. Alat Penenun Pekerjaan menenun dilakukan oleh kaum wanita. Berdasarkan jenis alat yang dipakai, proses penenunan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tenun gedog dan tenun ATBM. Peralatan tenun gedog sepenuhnya terbuat dari kayu dan masih bersifat tradisional. Pada saat menenun, penenun harus duduk dengan kedua kaki selonjor sejajar ke depan, sementara alat ini dipangku di atas paha si penenun. Disebut tenun gedog karena setiap penenun merapatkan benang melintang ke jajaran benang membujur terdengar bunyi ”dog, dog – dog”, yang dihasilkan dari benturan kayu alat tenun. Perajin tenun gedog melakukan pekerjaannya di rumahnya masing masing. Alat Tenun Bukan Mesin Alat tenun lain yang biasanya digunakan yaitu alat tenun bukan mesin ATBM. Meskipun terdapat beragam bentuk dan mekanisme alat tenun ini, namun fungsi dasar ATBM tetap sama yaitu sebagai tempat memasang benang-benang lungsi untuk kemudian benang pakan dapat diselipkan di sela-sela benang lungsi. Berikut adalah beberapa alat yang terdapat dalam ATBM sekoci, untuk menaruh benang pakan, tempat benang kelos, untuk menaruh benang kelos saat proses pengebooman, Sisir silang/sisir hani, untuk mengatur dan menyusun helaian benang, Kelos, untuk menggulung helaian benang, Penamplikan, untuk membentangkan benang, Pemalpalan, untuk menggulung benang pakan dan merapikan susunan helaian benang pakan yang sudah dicatri, Undar, untuk membentangkan benang agar mudah dipindahkan ke dalam ulakan Pengeredegan/pengehengan, untuk menggulung benang ke dalam ulakan, Pemaletan, untuk menggulung benang pakan. Nah demikian artikel mengenai bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kain tenun, semoga bermanfaat!

Kaintenun ikat dan songket tentu berbeda. Walau sama-sama warisan budaya, dan teknik pembuatannya pun agak mirip, tetap banyak perbedaan yang perlu diketahui, lho. Selain dilihat dari ciri khas motif, kamu juga bisa melihat perbedaan kain tenun ikat dan kain songket seperti perincian di bawah ini, Bela. 1. Jenis Material Kain Berbeda.

Teknik menenun dengan konsep seperti menyirat benang bisa menghasilkan kain yang biasa disebut kain tenun. Banyak produsen tenun yang tersebar di seluruh Indonesia dan biasanya tiap daerah n kepunyaan keunikan tersendiri. Kain tenun dibuat berusul bahan alami, sebagaimana bahan dasar pembuatan tenun berikut ini 1. Kepompong Ulat mago Sutera Korban purwa ini boleh menghasilkan tenun dengan kualitas terbaik yang penting strata. Biasanya, belatung sutera akan diternak buat diambil kepompongnya guna dijadikan laksana lembar sutera dan rayon emas. Perca yang dihasilkan semenjak benang sutera dan benang kencana biasanya berkualitas panjang dengan tekstur renik. Terdapat cara ataupun proses khusus kerjakan membuat gulungan utas berbunga kepompong. Galibnya, membutuhkan musim pengerjaan sejauh suatu hari untuk membuat kain sutera nan berpokok dari benang utas. Kain tenun berbahan sutra ini mempunyai harga heterogen, mulai terbit seharga 60 mili setakat bisa mencapai jutaan rupiah. 2. Kapas Boleh dibilang, kapas menjadi keseleo satu bahan terdepan dalam menciptakan menjadikan kain tenun yang biasanya menghasilkan tiras katun. Kapas ini umumnya diambil berpunca pohon kapas, riuk satu tanaman tropis yang banyak ditemui di Indonesia. Benang yang kemudian dijadikan kain galibnya diambil pecah serat kapas sebatas kapas perlu dijemur terlebih dahulu. Setelah kapas tersebut dijemur dan dipisahkan mulai sejak bijinya, maka kemudian dilembutkan serta dipisahkan. Tujuannya mudahmudahan kapas tidak menjadi menggumpal atau silih menempel kapan proses pemintalan. Proses tersebut merupakan proses penggulungan tali menunggangi alat penggulung. Benang nan tergulung tersebut kemudian siap untuk diberi pewarna dan kemudian ditenun. 3. Parafin Induk madu Berbeda dari dua daftar sebelumnya, objek dasar pembuatan tenun ini tidak sebagai bahan pembuat benangnya. Parafin sarang kerawai biasanya dimanfaatkan bakal membuat benang menjadi meregang sreg detik proses penenunan. Situasi ini sangat penting karena untai-benang tersebut menjadi makin mudah bakal ditenun jikalau intern kondisi meregang. Parafin sarang lebah ini biasanya diambil dari sarang lebah, seperti namanya yang mempunyai kandungan asam gurih dengan senyawa alkohol. Korban alami yang satu ini begitu aman digunakan internal proses penenunan. Hal ini karena lilin sarang madu lagi protokoler digunakan untuk keperluan lain, seperti kosmetik, lilin atau pencelup lukisan. 4. Akar Serai Wangi Bahan alami ini biasanya dimanfaatkan sebagai objek pengawet benang alami yang begitu efektif dan tenang dan tenteram. Akar serai wangi yaitu keseleo satu tumbuhan yang termasuk ke dalam spesies suket naik daun asal India. Cara menggunakan akar tunggang serai wangi ini adalah dengan cara melarutkannya dan merendam lembar dalam larutan tersebut. Penggunaan akar serai wangi ini dulu tepat dan merupakan proses terdahulu internal menenun. Peristiwa ini karena cak bagi membuat kain belongsong membutuhkan untai yang kuat dan langgeng. Selain cak bagi pengawet alami, akar serai wangi kembali bisa dijadikan bak minyak wangi. 5. Eceng Gondok Suatu lagi alamat yang boleh digunakan sebagai sasaran dasar ketika ingin membuat tenun, yaitu eceng gondok. Tenun eceng gondong ini banyak ditemui di provinsi Pekalongan dengan kisaran harga per meternya. Tenun berpokok eceng gondok ini punya banyak sekali peminat hingga pengrajinnya bisa mendapatkan omset ratusan juta tiap bulannya. Prosesnya diawali dengan pencarian dan penumpukan eceng gondok yang kemudian dicuci suntuk sebelum ikut proses lebih lanjut. Setelah itu, meleraikan antara eceng gondok dengan tangkainya dengan cara dipotong. Penjemuran adalah proses lebih lanjut yang kemudian dilanjutkan dengan proses penenunan. Demikianlah bilang bahan dasar pembuatan tenun yang banyak digunakan dalam proses penenunan. Pertimbangan penggunaan bahan suntuk terdahulu karena akan menentukan tingkat kualitas berpokok kejai tenun. Semakin bagus kain tenun maka akan semakin berkualitas pembuatan pakaian nan di hasilkan dengan kain tersebut. Makanya sebab itu, harganya sekali lagi bineka menyetarafkan dengan kualitas yang dimiliki.

Istilahsongket mengacu pada teknik tenun dekoratif yang digunakan untuk membuat kain, dengan menyisipkan benang emas atau perak di antara benang dasar. Alat tenun songket disebut kek, alat tenun tradisional yang bersusun dua. Pembuatan yang tak mudah membuat satu kain songket dapat memakan waktu berbulan-bulan dalam prosesnya,

Proses Pembuatan Kain Tenun – Pembuatan kain tenun tidak mudah, harus melalui serangkain proses panjang hingga menjadi kain tenun yang indah dan bermotif. Simak penjelasan berikut ini. Proses pembuatan kain tenun dari menyiapkan benang hingga memotif benang menjadi gambar yang di inginkan bukan proses yang mudah. Menenun harus sabar dan teliti, karna ribuan benang yang di ayam sedemikian rupa sangat sulit dan sabar. Harga kain tenun relatif mahal di bandingkan dengan kain batik. Hal ini dikarenakan proses pembuatan kain tenun lebih rumit di bandingkan dengan membatik. Bahan yang di gunakan pun sangat berbeda antara menenun dan membatik. Cara Membuat Batik Tulis Proses pembuatan batik ada yang menggunakan teknik cap yang sangat memudahkan, sedangkan menenun tidak ada teknik seperti itu semua teknik menenun adalah manual. Menenun di bantu dengan alat yang bernama ATBM Alat Tenun Bukan Mesin. Alat ini bukan mesin namun alat ini berfungsi membantu menyusun benang dan merekatkan benang dalam proses penenunan. Kalian tertarik untuk menenun? Tahapan Proses Pembuatan Kain Tenun Berikut ini adalah proses pembuatan kain tenun mulai dari pemintalan benang 1. Pemintalan Benang Warna dasar kain tenun adalah putih dari benang putih melalui proses pemintalan benang. Benang Putih Alat Pintal Benang Hasil Pintal benang 2. Pembuatan Motif Setelah pemintalan benang putih tahap selanjutnya adalah pembuatan motif kain. Pembuatan motif ini dilakukan dengan mengikat benang yang sudah di pintal dengan tali rapia dengan sangat kuat. Tali menalinya pun bukan sembarangan, ada pola yang di buat hingga membentuk motif di bantu dengan plastik transparan. Pembuatan Motif Benang Proses Pemintalan Benang putih Plastik Transparan 3. Pemberian Warna Setelah pembuatan motif, tali rapia yang di ikat-ikat dengan kuat nanti akan membentuk pola. Setelah di ikat-ikat langkah selanjutnya adalah pewarnaan. Kain benang yang terikat kuat oleh tali rapia tidak akan ikut terwarnai. Pengertian Batik, Jenis, Sejarah, Cara Membuat, Lengkap – Proses Pencelupan Warna Hasil Pewarnaan Setelah pewarnaan langkah selanjutnya adalah membentuk dan mengatur pola. Proses ini sangat penting karena benang di atur sedemikian rupa hingga membentuk pola. Jika ada selip benang yang tidak sesuai maka pola akan berantakan. Poses Pembentukan Motif Poses Pembentukan Motif 4. Proses Menenun Proses terakhir adalah menenun. Menenun benang menjadi kain tenun yang sesuai dengan motif yang diinginkan. Menenun di bantu oleh alat ATBM. Proses Menenun Proses Menenun hasil Baca Juga Cara Membuat Batik Tulis Terima kasih banyak yaa sudah membaca artikel kami. Semoga kalian mendapatkan apa yang kalian cari pada artikel ini. Salam hangat dari penulis Jika artikel kami sangat membantu kalian kami merasa senang sekali. Mari kita lebih giat lagi belajar agar kita mendapatkan apa yang kita mau. Terdapat kolom komentar di bawah, kalian dapat bertanya, memberi respon terkait artikel ini, dan bisa juga memberikan saran bagi penulis kami. Thank you so much, see you next artikel. “Sertakan Allah atas segala urusan mu” Kebanyakanpakaian dengan bahan kain ini memiliki harga yang mampu menguras isi kantong kita. Cashmere bisa dipadupadankan dengan rok elegan ataupun jeans, tetap mampu membawa kesan mewah dan berkelas. Kain tenun merupakan kain yang dihasilkan dari alat tenun tradisional. Beberapa daerah seperti Lombok, Sumatra, dan lain-lain merupakan

Inilah 8 Tahapan Dalam Proses Pembuatan Kain Tenun, Tak Heran Memiliki Nilai Jual Tinggi Inilah 8 Tahapan Dalam Proses Pembuatan Kain Tenun, Tak Heran Memiliki Nilai Jual Tinggi1. MENGHANI2. MEMASANG BENANG LUNGSI PADA BUM BENANG LUNGSI3. PENCUCUKAN PADA MATA GUN4. PENCUCUKAN PADA SISIR5. MENGIKAT BENANG LUNGSI PADA BUM KAIN6. PENYETELAN7. MENENUN8. MELEPAS TENUNAN – Kain tenun merupakan salah satu jenis kain kebudayaan tradisional Indonesia yang mempunyai corak dan motif yang eksotis. tidak seperti kain batik yang sangat dengan mudah dapat kita jumpai dimana-mana, kain tenun memang agak jarang ditemukan. Proses pembuatan dan bahan baku yang digunakan menjadi salah satu faktor kain tenun ini jarang di temui, selain karena prosesnya masih dilakukan secara manual membuat kain tenun ini mempunyai harga yang relatif lebih jika dibandingkan dengan kain batik. Kain tenun pada umumnya dibuat menggunakan alat tradisional dan manual tanpa bantuan mesin, sehingga proses pengerjaannya pun membutuhkan waktu yang cukup lama. Bayangkan saja, untuk membuat satu helai kain tenun saja, proses menenunnya bisa sampai berbulan-bulan lho. Tak hanya itu, bahan baku yang digunakan untuk membuat kain tenun pun sangat istimewa karena menggunakan bahan-bahan alami dari alam. Sehingga membuat kain tenun menjadi sangat ekslusif dan limited. Tak heran jika banyak orang yang kemudian tertarik untuk membeli kain tenun baik untuk dipakai maupun untuk benda koleksi. Proses Pembuatan Kain Tenun Nah, lalu seperti apakah proses pembuatan kain tenun? Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang bagaimakah cara proses pembuatan kain tenun yang indah dibuat. Adapun tahapan dalam proses menenun sebuah kain tenun dimulai dari menghani, memasang benang lungsi, pencucukan pada gun, pencucukan pada sisir, mengikat benang lungsi pada bun kain, penyetelan, menenun dan melepas tenunan. Berikut ini adalah beberapa tahapan yang harus dilalui dalam pembuatan kain Tenun 1. MENGHANI Menghani adalah tahapan awal pada proses pertenunan, yaitu proses pembuatan helaian-helaian benang untuk di jadikan lungsi pada alat yang dinamai alat hani. Teknik pengerjaan menghani sebagai berikut Membuat pola ukuran panjang lungsi pada alat hani, dengan mengikuti pola kemudian benang diurai menjadi helaian-helaian. Membuat benang lungsi sesuai dengan panjang pola ukuran jumlah benang lungsi, jangan lupa silangan pada benang lungsi Setiap 10 benang lungsi atau sesuai keinginan, benang lungsi diikat, untuk memudahkan penghitungan benang lungsi Apabila benang lungsinya panjang, maka harus digulung dulu dengan cara menjalin menjadi jalinan rantai agar tidak kusut kemudian lepaskan benang lungsi dari alat hani 2. MEMASANG BENANG LUNGSI PADA BUM BENANG LUNGSI Memasang benang lungsi pada alat tenun adalah memasang helaian-helaian benang yang akan dijadikan benang lungsi pada Alat Tenun Bukan mesin pada bum benang lungsi. Proses pengerjaannya sebagai berikut Mengatur benang lungsi pada posisi kemudian membagi benang lungsi menjadi dua bagian dengan jumlah yang sama masing-masing bagian. Kemudian siapkan BUM BENANG LUNGSI, putarlah engkelnya sampai semua tali terurai, kemudian tariklah ke atas dan letakkan kayu bentangan yang ada pada rangkaian BUM BENANG LUNGSI dan letakkan pada rangka ATBM Masukkan benang lungsi dari bagian tengah ke kanan, kemudian bagian tengah ke kiri, jangan lupa diselingi tali-tali yang ada pada bentangan kayu, untuk memilah-milah benang lungsi, sehingga posisi benang lungsi lebih rata Jangan lupa, pasang dua buah kayu, untuk membuat silangan benang lungsinya, jangan sampai terlepas, posisi ini sangat menentukan dalam pencucukan atau memasukkan benang lungsi pada mata gun dan sisir Rapikan benang lungsi, kemudian pisah-pisahkan benang lungsi melewati raddle sesuai lebar tenunan Gulunglah benang lungsi pada BUM benang lungsi, sisakan panjang benang lungsi sampai batas sisir sisa benang lungsi dapat diikatkan pada kayu bentang yang ada pada rangkaian BUM kain 3. PENCUCUKAN PADA MATA GUN Pencucukan adalah proses memasukkan benang benang lungsi ke mata gun sesuai dengan corak tenun, proses pencucukannya sebagai berikut Masukkan benang lungsi ke mata gun, mulailah dari tengah ke kanan atau tengah kekiri atau sebaliknya Masukkan pada mata gun sesuai corak yang dibuat Setiap beberapa helai benang lungsi misal 10 helai saja ikatlah hasil pencucukan, agar benang lungsi tidak lepas, sampai seluruh benang lungsi sudah masuk ke mata GUN sesuai pola pecucukan Masukkan benang lungsi satu persatu ke sisir, mulailah dari tengah ke kanan kemudian tengah kekiri atau sebaliknya 4. PENCUCUKAN PADA SISIR Pencucukan adalah proses memasukkan benang benang lungsi ke sisir sesuai dengan corak tenun, proses pencucukannya sebagai berikut Masukkan satu persatu benang lungsi ke SISIR, mulailah dari tengah ke kanan atau tengah kekiri atau sebaliknya Setiap beberapa helai benang lungsi misal 10 helai saja ikatlah hasil pencucukan, agar benang lungsi tidak lepas, sampai seluruh benang lungsi sudah masuk ke SISIR sesuai pola pecucukan. 5. MENGIKAT BENANG LUNGSI PADA BUM KAIN Mengikat benang lungsi pada bum kain dilakukan setelah benang lungsi dicucuk melalui mata gun dan sisir. Proses pengikatannya sebagai berikut Putarlah BUM kain. Sampai semua tali terurai Ikatlah benang lungsi pada bentangan kayu yang ada pada rangkaian BUM kain Mulailah ikatan dari tengah, ke tepi kanan, tengah ke tepi kiri baru bagian-bagian yang lain sampai semua benang lungsi terikat Ikatlah benang lungsi sedikit demi sedikit misal setiap10 benang lungsi kemudian di ikat agar jarak antara ikatan satu dengan ikatannya tidak terlalu longgar Usahakan ketegangannya sama Lakukan sampai semua benang lungsi terikat 6. PENYETELAN Berilah nomor GUN 1,2,3,4 dan INJAKAN juga 1,2,3,4 untuk memudahkan dalan penenunan Cermati hasil pencucukan, apakah sudah benar Atur posisi Gun dan injakan, Gun 1 dengan injakan 1, gun 2 dengan injakan 2, gun 3 dengan injakan 3, gun 4 dengan injakan 4 Aturlah ketegangan ikatan benang lungsi, usahakan sama ketegangannya Siap menenun 7. MENENUN Awali dengan tenun sebagai bantuan saja, sampai posisi susunan benang lungsi sudah rata Ketika menenun usahan jarak gunung-gunung sama, sehingga hasil lebar tenunan dapat rata kanan dan kiri Sambungan benang usakahan maju dari tepi tenunan kira-kira 2-3 cm Memadatkan tenunan dengan sisir juga harus sama, kalau 2 kali ketukan juga sebaiknya semua 2 kali ketukan, sehingga hasil kerapatan tenunan juga rata Tenun sesuai motif dan ukuran produk yang akan dibuat Kalau mulut benang lungsi sudah sempit, gulung hasil tenunan Tenun sampai mencapai ukuran yang dikehendaki 8. MELEPAS TENUNAN Kendorkan tenunan terlebih dahulu Potong benang lungsi, kalau bisa, sisakan benang lungsi pada cucukan GUN, dengan cucukan sisa, masih dapat digunakan lagi Lepaskan hasil tenunan, dengan membuka ikatan-ikatan benang lungsi Rapikan hasil tenunan, bagian rumbai dapat disimpul Demikianlah ulasan kami tentang mengenal tahapan dalam proses pembuatan kain tenun. Proses pembuatannya yang rumit dan memakan waktu yang sangat lama inilah mengapa harga kain tenun relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan kain batik. mari kita lestarikan warisan kebudayaan Bangsa dengan mulai mencintai dan menggunakan produk hasil anak bangsa. semoga bermanfaat!.

daerahdi Indonesia. Kain tenun tradisional Indonesia dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar yaitu kain batik, tenun ikat, tenun songket, dan seni sulaman (Marah, 1982/1983:4). Bali merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki keragaman kain tenun tradisional. Kain tenun Bali memiliki makna,
Home » Jenis Alat Tenun Tradisional dan Modern Proses pembuatan kain menggunakan teknik tenun sudah dilakukan sejak lama. Teknik tersebut mengandalkan alat tenun khusus yang mana berbeda dengan alat untuk membuat kain dengan teknik lain. Jenis alat tenun sendiri telah berevolusi mulai dari penggunaan alat tenun tradisional, alat tenun bukan mesin, hingga alat tenun mesin berteknologi. Sebagian besar penggunaan teknik tenun ini diterapkan pada pembuatan kain tradisional di daerah-daerah seperti di Indonesia. Beberapa daerah dari pulau Sumatera hingga Papua juga menghasilkan kain tenun yang khas. Salah satunya seperti kain tenun khas lampung adalah kain tapis. Yang mana memiliki corak unik menyerupai bentuk geometris di sepanjang kainnya. Kegiatan menenun kain pada umumnya dilakukan oleh para perempuan atau ibu rumah tangga. Proses penenunannya juga tidak asal, mereka harus pandai mengatur benang, dan menciptakan motif yang rumit. Alat tenun yang digunakan pun harus aktif di bergerak. Untuk mengetahui jenis alat tenun untuk membuat kain tenun, mari kita simak pembahasannya sebagai berikut. Alat tenun tradisional gedogan Alat tenun tradisional atau yang sering disebut sebagai gedogan menjadi awal mula alat yang digunakan untuk menenun. Mekanisme alat tenun tradisional ini sangat sederhana. Alat ini dibuat dari rancangan kayu dan juga bambu. Bentuk dari alat tenun ini dipakai dalam keadaan duduk lesehan dengan kaki membujur. Jenis alat tenun tradisional ini terdiri dari beberapa bagian dengan fungsi yang berbeda-beda. Berikut adalah bagiannya Caor, bagian ini terdapat papan yang diletakkan membujur dibelakang pengrajin tenun. Fungsi caor ini sebagai tempat sandaran bagi pengrajin saat menenun. Fungsi lain dari caor juga dapat digunakan sebagai media penarikan kain agar kencang. Taropong, bagian ini terletak di himpitan depan pengrajin. Menggunakan bahan bambu, berfungsi untuk memasukkan benang pakan saat melakukan proses menenun. Sisir, seperti namanya, sisir ini menjadi bagian yang digunakan untuk menyisir benang tenun. Atau lebih tepatnya merapikan benang pakan dan benang lungsi yang di tenun. Hapit, bagian ini berupa papan yang berada di depan pengrajin. Fungsinya untuk menjepit atau menggulung ujung kain tenun yang telah beres. Barera, bagian ini yang sering digerakkan oleh pengrajin saat merapikan benang tenun. Fungsi utamanya yakni untuk merapatkan hasil tenunan benang pakan. Jingjingan, bagian ini berada di tengah sususan benang tenun. Gunanya untuk menambatkan benang lungsi agar tidak goyah. Limbuhan, bagian ini berada ditempat yang sama dengan jingjingan. Memiliki bentuk yang panjang gunanya untuk merenggangkan benang tenun. Kekedal, bagian ini berfungsi untuk tempat atau injakan kaki pengrajin saat menggunakan alat tenun. Rorogan, bagian ini merupakan kayu yang digunakan untuk menahan barera saat menenun. Tatogan, bagian ini digunakan untuk menahan benang-benang tenun yang tersusun. Bentuknya berupa kayu panjang di bagian ujung depan pengrajin. Cangcangan, bagian ini merupakan dua kayu yang berdiri tegak di antara tatogan. Fungsinya untuk memperkuat alat tenun. Alat tenun bukan mesin ATBM Alat tenun bukan mesin atau ATBM merupakan salah satu jenis alat untuk menenun yang memiliki mekanika yang lebih modern dari pada gedogan. Alat tenun ini mulai digunakan sebagai pengganti alat tenun tradisional. Walaupun masih menggunakan tenaga manusia/pengrajin, ATBM ini setidaknya lebih meringankan pengrajin saat menenun. Pages 1 2 3
pyRpR0M.
  • y655hye2em.pages.dev/866
  • y655hye2em.pages.dev/694
  • y655hye2em.pages.dev/758
  • y655hye2em.pages.dev/277
  • y655hye2em.pages.dev/496
  • y655hye2em.pages.dev/165
  • y655hye2em.pages.dev/612
  • y655hye2em.pages.dev/199
  • y655hye2em.pages.dev/50
  • y655hye2em.pages.dev/553
  • y655hye2em.pages.dev/121
  • y655hye2em.pages.dev/510
  • y655hye2em.pages.dev/850
  • y655hye2em.pages.dev/143
  • y655hye2em.pages.dev/388
  • alat bahan dan cara membuat kain tenun